Menbud: Sejumlah Prasasti Tablet di Museum Kediri Berhasil Dipulihkan Usai Kericuhan Demo

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Sep 2025, 14:59
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon bahas soal prasasti tablet Museum Bagawanta Bhari Kediriyang pulih pasca-penjarahan di Denpasar, Bali, Rabu 3/9/2025. Menteri Kebudayaan Fadli Zon bahas soal prasasti tablet Museum Bagawanta Bhari Kediriyang pulih pasca-penjarahan di Denpasar, Bali, Rabu 3/9/2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan bahwa beberapa koleksi prasasti tablet atau prasasti pipih di Museum Bagawanta Bhari, Kediri, telah berhasil dipulihkan pasca-kericuhan aksi demonstrasi yang terjadi akhir Agustus lalu. 

“Ada yang sudah berhasil dipulihkan, itu ada beberapa artefak itu tablet, prasasti tablet itu kan termasuk yang langka, ini (tablet) sebenarnya kekayaan bangsa kita,” ujarnya saat menghadiri forum CHANDI 2025 di Denpasar, Bali, Rabu, 3 September 2025

Aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Sabtu, 30 Agustus 2025 di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kediri, Jawa Timur, diketahui berujung pada aksi penjarahan. Salah satu tempat yang terdampak adalah Museum Bagawanta Bhari, yang menjadi sasaran massa. 

Fadli Zon sebelumnya menginformasikan bahwa sejumlah koleksi museum mengalami kehilangan, termasuk kepala patung Ganesha, koleksi wastra atau kain batik tradisional, dan beberapa buku kuno. Di samping itu, beberapa artefak lainnya juga mengalami kerusakan cukup parah. 

Meski demikian, beberapa objek penting seperti arca Bodhisatwa serta bata bertuliskan mantra berhasil diamankan oleh tim juru pelihara dari Kementerian Kebudayaan. 

Sebagai langkah lanjutan, Fadli menegaskan perlunya proses perbaikan agar museum bisa segera dibuka kembali dalam kondisi yang mendekati normal. Ia juga mendorong semua pihak yang membawa kabur koleksi museum untuk mengembalikannya secara sukarela. 

Kementerian Kebudayaan juga meminta oknum yang mengambil benda-benda berharga dari museum agar segera mengembalikannya karena benda-benda tersebut penting dan tidak ternilai harganya. 

Saat ini, koleksi-koleksi yang berhasil dikembalikan telah diamankan di Balai Pelestarian Budaya (BPCB) Jawa Timur untuk perawatan dan dokumentasi lebih lanjut. 

Fadli Zon juga mengajak pihak kepolisian agar turut serta membantu proses pelacakan benda-benda bersejarah yang masih hilang, bahkan ia sendiri menyatakan niat untuk turun langsung ke lokasi. 

“Ya (mendorong polisi membantu), saya kira kami juga akan ke sana mudah-mudahan dalam waktu dekat ya,” katanya. 

Meski kondisi belum sepenuhnya pulih, Menbud memastikan bahwa Museum Bagawanta Bhari tetap dibuka untuk umum. Ia menegaskan, pemerintah tak ingin peristiwa penjarahan menghambat aktivitas ekonomi dan sektor pariwisata yang berkaitan dengan museum tersebut. 

Mantan aktivis reformasi tahun 1998 itu juga menegaskan bahwa dirinya tidak menentang aksi demonstrasi, namun ia berharap penyampaian aspirasi dilakukan dengan cara damai dan tidak merusak warisan budaya bangsa. 

“Apa pun kami menghormati segala bentuk pernyataan sikap, pernyataan pendapat, dan itu juga dijamin oleh konstitusi, tapi jangan merusak fasilitas publik apalagi merusak aset-aset budaya, aset-aset peradaban kita,” tegasnya. 

Selain insiden di Kediri, Kementerian Kebudayaan turut menyayangkan aksi perusakan dan pembakaran terhadap bangunan cagar budaya lainnya, termasuk Gedung Grahadi Surabaya—rumah dinas Gubernur Jawa Timur yang berstatus sebagai cagar budaya tingkat provinsi. 

Kejadian serupa juga menimpa sebuah bangunan bersejarah di Jalan Diponegoro No. 20, Bandung, yang dulunya merupakan kompleks hunian pejabat kolonial Belanda. Bangunan bergaya indische empire ini sempat menjadi rumah dinas Wakil Gubernur Jawa Barat hingga awal 2000-an, dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat kota. 

(Sumber: Antara)

 

 

x|close