Ntvnews.id, Jakarta - Astrid Khairunisha atau lebih dikenal sebagai Astrid Kuya tetap menghadiri rapat kerja Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Penyelenggaraan Pendidikan DPRD DKI Jakarta, meski sebelumnya rumahnya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, sempat dijarah massa.
Dalam rapat tersebut, Astrid Kuya terlihat aktif mengikuti pembahasan Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan. Ia bahkan menyampaikan sejumlah pandangan, khususnya mengenai pentingnya pendidikan karakter bagi para peserta didik.
“Menurut saya nilai keagamaan ini penting. Apalagi yang kemarin banyak sekali kerusuhan yang ditangkap itu anak-anak di bawah umur,” kata Astrid Kuya, istri dari Uya Kuya, di Jakarta, Rabu.
Astrid juga tetap vokal menyuarakan pendapatnya sepanjang rapat berlangsung. Ia beberapa kali mengajukan pertanyaan dan menekankan pentingnya pembinaan karakter anak.
“Semoga dengan karakter moral, dengan karakter agama, anak-anak itu tidak ikut-ikutan. Jadi karakternya mereka, pendidikan moralnya itu baik,” ujarnya.
Baca Juga: Menhan Sjafrie: Media Massa Punya Peran Penting Perkuat Persatuan Bangsa
Sebelumnya, sebuah video sempat viral memperlihatkan rumah Astrid Kuya dan Uya Kuya di Jakarta Timur didatangi massa pada Sabtu 30 Agustus malam. Massa merobohkan pagar rumah, menerobos masuk hingga ke lantai dua, dan menjarah sejumlah barang di dalam rumah.
Dalam rekaman itu, terdengar teriakan massa bersahut-sahutan dengan kata “Hancurkan”, bersamaan dengan suara benda-benda rumah yang pecah.
Uya Kuya sendiri kemudian memberikan klarifikasi terkait aksi joget-joget di Gedung MPR/DPR yang kebetulan bertepatan dengan pengumuman kenaikan tunjangan DPR, termasuk tunjangan rumah sebesar Rp50 juta. Ia menegaskan bahwa tarian tersebut tidak berkaitan dengan isu kenaikan tunjangan.
“Joget-joget itu tidak ada kaitannya dengan kenaikan tunjangan DPR. Kami hanya berjoget mengikuti irama lagu untuk menghargai musisi yang sedang tampil,” jelas Uya Kuya.
(Sumber : Antara)