Pramono Sebut Kelangkaan Beras Disebabkan Panic Buying

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Sep 2025, 11:06
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 3 September 2025. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 3 September 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut kelangkaan beras premium di sejumlah minimarket terjadi akibat aksi panic buying yang dilakukan masyarakat. Ia menegaskan persoalan tersebut tengah ditangani dan meminta agar kondisi segera dinormalkan kembali.

“Ini (kelangkaan beras) memang sedang kita tangani. Kemarin ada panic buying lah, ada orang kemudian menimbun. Saya minta sekarang segera dinormalkan kembali,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 3 September 2025.

Ia juga berharap permasalahan kelangkaan beras, terutama jenis premium, dapat segera teratasi. Pramono menegaskan bahwa stok pangan di Jakarta sebenarnya aman hingga Oktober 2025 dan tidak terganggu oleh aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu.

“Kemarin sempat beredar rumor pangan akan menjadi masalah. Di Jakarta, pangan cukup, bahkan sampai dengan Oktober akhir. Pangan di Jakarta sangat mencukupi,” ujarnya.

Baca Juga: KPK Panggil Iman Adinugraha Jadi Saksi Kasus Dugaan Korupsi CSR BI-OJK

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok. Ia memastikan stok beras dan pangan lain seperti daging sapi, daging ayam, serta telur di Jakarta masih aman hingga Oktober 2025.

Hasudungan merinci ketersediaan beras mencapai 303.297 ton, jauh lebih tinggi dari kebutuhan 156.745 ton. Stok daging sapi 40.418 ton, melebihi kebutuhan 11.999 ton. Daging ayam tersedia 74.940 ton dengan kebutuhan hanya 30.176 ton.

“Juga telur ayam, (kebutuhan) 19.525 ton, ketersediaan 21.478 ton. Jadi, telur mungkin karena masa simpannya tidak selama itu, maksudnya cepat busuk,” jelas Hasudungan.

Selain itu, ia menambahkan stok pangan lain juga mencukupi, seperti cabai merah keriting dengan ketersediaan 10.641 ton (kebutuhan 5.595 ton) serta bawang merah sebanyak 8.688 ton (kebutuhan 4.677 ton).

Baca Juga: KPK Selidiki Dugaan Calon Jemaah Haji Khusus Bisa Langsung Berangkat Tanpa Antre

Mengenai kekosongan beras di sejumlah tempat, termasuk minimarket, Hasudungan menjelaskan hal itu terjadi karena pasokan berkurang imbas naiknya harga gabah di tingkat petani dan maraknya kasus beras oplosan.

“Harga gabah di tingkat petani itu juga meningkat. Jadi, memang secara pasokan juga agak berkurang. Kemudian dipicu juga kemarin masalah yang pengoplosan beras. Jadi, masih banyak penjual beras atau distributor beras yang menghentikan kegiatannya,” tutur Hasudungan.

(Sumber: Antara)

x|close