BPBD Makassar: 4 Orang Meninggal Dunia, Satu Di antaranya Ojol Dikepung Dikira Intel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Agu 2025, 14:24
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Sejumlah warga melihat kondisi bangkai mobil terbalik usai pembakaran Kantor DPRD Kota Makassar oleh massa di Jalan Andi Pangeran Pettarani Makassar, Sulawesi Selatan. Sejumlah warga melihat kondisi bangkai mobil terbalik usai pembakaran Kantor DPRD Kota Makassar oleh massa di Jalan Andi Pangeran Pettarani Makassar, Sulawesi Selatan. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar mencatat adanya empat korban jiwa dalam rangkaian aksi demonstrasi yang berlangsung pada Jumat, 28 Agustus 2025. Tiga di antaranya meninggal dalam kebakaran yang terjadi di Kantor DPRD Kota Makassar, sementara satu korban lainnya adalah seorang pengemudi ojek online yang menjadi korban pengeroyokan di Jalan Urip Sumoharjo. 

"Empat orang korban jiwa, tiga orang di pembakaran Kantor DPRD Makassar dan satu orang di Jalan Urip Sumoharjo dikeroyok massa. Di rumah sakit, dia meninggal atas nama Rusdamdiansyah umur 21 tahun, dia bukan mahasiswa, tapi masyarakat biasa," 
ungkap Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, Muhammad Fadli Tahar, saat dikonfirmasi di Makassar pada Minggu. 

Laporan sebelumnya menyebutkan bahwa dalam insiden kebakaran gedung DPRD yang terjadi dari Jumat malam hingga Sabtu dini hari, terdapat delapan korban — empat orang meninggal dunia, dan empat lainnya luka-luka. 

Fadli meluruskan bahwa Rusdamdiansyah bukan bagian dari korban kebakaran di dua lokasi, yaitu DPRD Makassar di Jalan Andi Pangeran Pettarani dan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumoharjo, tetapi tetap dimasukkan dalam daftar korban akibat situasi rusuh yang sama. 

"Jadi, korban ini bukan korban yang menjadi rangkaian pembakaran pada dua tempat DPRD Makassar Jalan Andi Pangeran Pettarani dan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Jalan Urip Sumoharjo, tapi karena menjadi korban maka dimasukkan juga, tapi bukan korban di DPRD Makassar," 
ujarnya menjelaskan. 

Menurut Fadli, Rusdamdiansyah menjadi korban pengeroyokan sebelum peristiwa pembakaran terjadi. Insiden itu awalnya tidak terpantau, dan baru terungkap setelah proses pendataan menyeluruh, yang mencatat total 11 korban akibat kerusuhan tersebut. 

Korban sempat dilarikan ke RSUP OJK Kemenkes RI di kawasan Reklamasi Central Point of Indonesia (CPI). Meski sempat mendapatkan penanganan medis, nyawanya tidak dapat diselamatkan. 

"Jam delapan malam pihak keluarga mendengar bahwa dia kecelakaan, tapi belakangan diketahui dikeroyok massa. Kejadian depan Kampus UMI (Universitas Muslim Indonesia), Jalan Urip Sumoharjo lorong 501," 
tambah Fadli. 

Sementara itu, informasi yang sebelumnya menyebutkan bahwa Budi Haryadi (30 tahun), anggota Satpol PP, meninggal setelah melompat dari gedung DPRD yang terbakar ternyata tidak benar. Ia kini masih mendapatkan perawatan intensif di RS Primaya, meskipun dalam kondisi kritis. 

Dari data korban tewas akibat kebakaran, berikut adalah identitas yang telah dikonfirmasi Syaiful (43 tahun) – menjabat sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Ujung Tanah, dinyatakan meninggal dunia di RS Grestelina, Muhammad Akbar Basri alias Abay – fotografer Humas DPRD Kota Makassar, Sarinawati – staf di DPRD Makassar. 

Jenazah Akbar dan Sarinawati ditemukan oleh tim SAR di lantai 3 gedung DPRD dalam kondisi hangus terbakar. Keduanya diduga bersembunyi di ruangan tersebut untuk menghindari kerusuhan massa yang saat itu tengah mencari staf DPRD dan melakukan penjarahan. 

Selain korban jiwa, empat orang lainnya mengalami luka serius, yaitu  Heriyanto (28) – petugas kebersihan DPRD Sulsel, terpaksa melompat dari gedung saat terbakar, kini dalam kondisi kritis dan dirawat di RS Grestelina, Agus Setiawan – anggota Satpol PP, mengalami luka robek pada kaki, juga dirawat di RS yang sama, Sahabuddin (45) – ajudan Wakil Ketua DPRD Makassar, turut melompat dari gedung saat kebakaran dan kini dirawat di RS Hermina,  Arif Rahman (28) – terkena lemparan batu, dan kini masih dirawat di RS Grestelina. 

Semua korban tewas telah dimakamkan di daerah masing-masing. Sementara itu, korban luka yang dirawat di rumah sakit menunjukkan perkembangan positif dan kondisinya perlahan mulai membaik. 

Sumber: ANTARA

x|close