Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan program revitalisasi tambak seluas 78.550 hektare di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa diawali dari empat kabupaten sebagai tahap awal upaya peningkatan produktivitas perikanan budidaya nasional.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu atau Tebe, menjelaskan bahwa tahap pertama mencakup lahan seluas 20.413,25 hektare yang berlokasi di Kabupaten Bekasi, Karawang, Indramayu, dan Subang.
“Kita sedang melakukan maraton sosialisasi agar semua persiapan bisa lebih fokus sehingga program ini dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan,” kata Tebe dalam acara Outlook Tilapia 2025 di Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2025.
Ia menuturkan, revitalisasi dilakukan karena banyak tambak di kawasan tersebut hanya menghasilkan 1–2 ton per tahun. Dengan manajemen modern, pendekatan industri, dan praktik budidaya berkelanjutan, produksi diharapkan meningkat signifikan. Komoditas utama yang dikembangkan adalah ikan nila salin (tilapia).
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Tb Haeru Rahayu (Tebe) memberikan sambutan dalam Outlook Tilapia 2025 di Jakarta, Kamis 28 Agustus 2025. ANTARA/Harianto (Antara)
Menurut Tebe, pemilihan tilapia didasarkan pada kajian akademisi, peneliti, dan asosiasi yang menilai ikan ini memiliki prospek cerah dari sisi ketahanan budidaya maupun permintaan pasar domestik dan global.
“Kenapa tilapia? Karena memiliki toleransi tinggi terhadap air payau, pertumbuhan cepat, teknik budidayanya relatif mudah, dan pasarnya, baik dalam negeri maupun ekspor, sangat terbuka,” ujarnya.
KKP juga menyiapkan skema Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan (KHKP) serta melengkapi prasyarat teknis seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan amdal bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup.
Baca Juga: FDA Setujui Vaksin COVID-19 Terbaru
Tebe berharap program revitalisasi ini dapat memperkuat ketahanan pangan, khususnya pemenuhan kebutuhan protein bagi hampir 300 juta penduduk Indonesia, sekaligus mendorong kontribusi “pangan biru” di pasar global. Pasar produk perikanan dunia, katanya, diperkirakan naik dari 270 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 420 miliar dolar AS pada 2030, terutama untuk ikan dan udang.
Dengan dukungan pemerintah daerah, asosiasi, investor, dan masyarakat, KKP optimistis revitalisasi tambak Pantura dapat menjadi momentum penting untuk membawa perikanan budidaya Indonesia naik kelas dan bersaing secara internasional.
Meski begitu, Tebe menyebut KKP masih menunggu kepastian soal waktu dimulainya program, sambil menyiapkan usulan anggaran Rp26 triliun ke Danantara untuk mendanai tahap pertama.
(Sumber: Antara)