Ntvnews.id, Seoul - Seorang perempuan berusia 85 tahun yang hidup sendirian di sebuah desa di Korea Selatan dibuat kaget setelah divonis positif terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Hal ini mengejutkan karena sejak suaminya meninggal lebih dari dua dekade lalu, ia tidak pernah lagi berhubungan seksual maupun menjalani prosedur medis yang berisiko menularkan virus tersebut, seperti transfusi darah.
Dilansir dari Chosun, Kamis, 21 Agustus 2025, Kasus ini dilaporkan pada 7 Agustus 2025 dalam jurnal internasional Clinicalcase dan menjadi sorotan media Korsel.
Perempuan berinisial "A" awalnya menjalani tes darah untuk kemoterapi limfoma tahun lalu, yang kemudian mengungkap status HIV-positif.
Baca Juga: Angka HIV di Aceh Meningkat Tajam, Kepala Dinkes Ungkap Fakta Mengejutkan
Hingga kini, jalur penularannya masih menjadi misteri. Menurut keluarganya, kemungkinan ia tertular saat mendampingi sang suami menjalani perawatan medis dahulu, meski tidak ada bukti jelas.
Laporan medis menunjukkan bahwa "A" tidak pernah menjalani operasi besar, transfusi darah, menggunakan narkoba suntik, akupunktur, atau membuat tato. Dua anaknya yang tinggal terpisah juga dipastikan negatif HIV. Namun, dokter menduga infeksi mungkin terjadi beberapa tahun lalu, terlihat dari tingginya jumlah sel imun (CD4) dan viral load yang besar.
Meski begitu, tim medis menekankan pentingnya mencermati fakta bahwa HIV juga bisa menyerang kelompok lansia.
Baca Juga: 30 Peserta Pesta Sesama Jenis di Puncak Bogor Ternyata Reaktif HIV
Hingga kini, sebagian besar panduan skrining HIV hanya ditujukan bagi usia 13–64 tahun, sehingga kelompok lanjut usia sering luput dari perhatian.
Para pakar mengingatkan bahwa bias terhadap aktivitas seksual lansia dan rendahnya literasi kesehatan bisa membuat diagnosis terlambat. Mereka menekankan perlunya skrining proaktif, terutama pada lansia dengan kerentanan sosial.
Meski usianya sudah sangat lanjut, "A" merespons terapi antiretroviral dengan baik. Kondisi kekebalan tubuhnya perlahan membaik, sekaligus membantah anggapan bahwa usia lanjut otomatis membuat pengobatan HIV tidak efektif.