Kamrussamad: Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Momentum Refleksi 80 Tahun Indonesia Merdeka

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Agu 2025, 09:18
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Kamrussamad dalam Breaking News Nusantara TV, Jumat, 15 Agustus 2025. Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Kamrussamad dalam Breaking News Nusantara TV, Jumat, 15 Agustus 2025.

Ntvnews.id, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Kamrussamad, menegaskan kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR RI bersama DPR RI dan DPD RI sangat penting. 

Pidato kenegaraan perdana Presiden Prabowo tersebut menjadi momen bersejarah, terlebih dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Ini adalah pidato kenegaraan pertama Presiden Prabowo setelah terpilih pada 2024. Momen ini menjadi refleksi penting atas perjalanan bangsa Indonesia yang telah menapaki usia 80 tahun, sebuah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan," ujar Kamrusammad dalam Breaking News Nusantara TV, Jumat, 15 Agustus 2025.

Kamrussamad menyoroti pentingnya kembali mengingat amanat dalam Pembukaan UUD 1945, khususnya mengenai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dia menilai, poin ini sangat penting dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

"Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah kunci. Negara tidak bisa menjadi maju tanpa ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang unggul hanya dapat diwujudkan jika seluruh sumber daya nasional difokuskan pada pemenuhan kebutuhan pendidikan, infrastruktur, sistem pengajaran, hingga pemenuhan gizi sejak usia dini, mulai dari balita hingga jenjang SMA dan seterusnya," jelasnya.

Lebih jauh, Kamrussamad menyinggung Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 yang menjamin hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Dia menegaskan, ini menjadi dasar pijakan dalam menyusun kebijakan nasional.

"Negara dan seluruh pemangku kebijakan wajib mengacu pada amanat konstitusi ini. Refleksi 80 tahun kemerdekaan harus menjadi pengingat bahwa perjuangan para pendiri bangsa belum selesai, dan kini saatnya kita melanjutkan dengan komitmen kuat dalam pembangunan nasional," katanya.

Kamrussamad juga menekankan pentingnya mendorong lompatan besar (quantum leap) untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).

"Kita harus take-off menjadi negara maju, dengan pendapatan per kapita masyarakat yang lebih tinggi. Untuk itu, kita perlu pertumbuhan ekonomi yang mencapai 8 persen," tegasnya.

Kamrussamad memaparkan beberapa langkah untuk mencapai target tersebut. Salah satunya adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.

"Konektivitas infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan daya saing produk dan ekonomi nasional mengalami peningkatan. Kita perlu menurunkan biaya logistik, melakukan reformasi struktural birokrasi, serta memastikan arah kebijakan ekonomi tetap berada di jalur yang tepat," ujarnya.

Menanggapi data pertumbuhan ekonomi terbaru, Kamrussamad mengkritisi sikap sebagian pihak yang tidak konsisten.

"Ketika BPS merilis pertumbuhan ekonomi kuartal pertama sebesar 4,87 persen, kita terima. Tapi saat kuartal kedua meningkat menjadi 5,12 persen, kenapa kita tidak terima? Padahal BPS adalah lembaga resmi, dengan metodologi yang baku dan data yang bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Dia mengapresiasi sektor-sektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan pada kuartal kedua, yaitu industri pengolahan, perdagangan, serta sektor pertanian yang konsisten tumbuh sejak kuartal pertama.

"Pergerakan sektor riil ini berdampak langsung ke sektor lain seperti transportasi, pergudangan, dan logistik. Artinya, arah kebijakan ekonomi kita sudah on the right track. Ini patut kita syukuri," tutup Kamrussamad.

x|close