Perpusnas Ungkap Rata-rata Warga Indonesia Hanya Membaca 6 Buku Setahun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Agu 2025, 16:29
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Tangkapan layar-Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz dalam webinar Kebangsaan dan Bung Hatta menyalakan Obor Literasi yang diselenggarakan di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Sumatra Barat, diikuti dalam jaringan di Jakarta pada Selasa (12/8/2025). Tangkapan layar-Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz dalam webinar Kebangsaan dan Bung Hatta menyalakan Obor Literasi yang diselenggarakan di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Sumatra Barat, diikuti dalam jaringan di Jakarta pada Selasa (12/8/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, menyampaikan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia hanya membaca enam buku setiap tahunnya. Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk membaca buku hanya sekitar 129 jam per tahun, yang menunjukkan bahwa budaya membaca di tanah air masih sangat rendah.

"Ketika berbicara tentang buku, yang dibaca per tahun itu hanya enam buku, berarti memang budaya baca kita masih sangat rendah. Kalau setahun ada 365 hari, maka hanya 5,9 hari. Dari data yang kemarin kita disodori, ternyata hanya 129 jam kita habiskan selama satu tahun untuk membaca buku," ungkap Aminudin dalam webinar Kebangsaan dan Bung Hatta menyalakan Obor Literasi yang digelar secara daring di Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.

Aminudin menjelaskan bahwa waktu tersebut tidak termasuk waktu yang dipakai untuk membaca media sosial, berita, atau kitab suci. Namun, dibandingkan dengan negara lain, kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, Perpusnas menjalankan program distribusi 1.000 buku ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM), lembaga pemasyarakatan, serta komunitas literasi di berbagai daerah. Program ini tidak hanya menyalurkan buku, tetapi juga memastikan buku yang dibagikan sesuai dengan minat anak-anak.

"Anak-anak itu bukan tidak senang membaca buku, melainkan tidak sesuai dengan minat atau usianya, masa' anak-anak sekolah diberi buku tentang budidaya lele? Tentu saja selain mereka tidak minat untuk membacanya, juga tidak sesuai dengan usianya. Jadi, waktu saya ke Kalimantan misalnya, terbukti kalau buku itu diberi sesuai minatnya, maka budaya baca akan naik, mereka saling berebut untuk membaca," jelasnya.

Selain pendistribusian buku, Perpusnas juga melaksanakan program Relawan Literasi Masyarakat (Relima) yang saat ini berjalan di 180 kabupaten/kota dan akan diperluas ke seluruh wilayah Indonesia.

Untuk meningkatkan budaya membaca, Perpusnas menginisiasi gerakan Sepekan Satu Buku bagi siswa SMP dan SMA, guna mendongkrak Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Indonesia yang pada tahun 2024 masih tergolong dalam kategori sedang dengan angka 73,52.

Kompetisi menulis naskah dan membuat video resensi dari gerakan Sepekan Satu Buku masih dibuka hingga 31 Oktober 2025. Perpusnas menyediakan hadiah total Rp85 juta untuk 10 siswa dan empat sekolah yang paling aktif. Naskah resensi terpilih juga akan diterbitkan dalam buku antologi resensi.

(Sumber: Antara)

x|close