BNPB: Karhutla di 6 Provinsi Prioritas Berhasil Terkendali di Tengah Puncak Kemarau

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Agu 2025, 13:22
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memaparkan skema penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) untuk enam wilayah provinsi prioritas dalam rapat koordinasi karhutla di Gedung Indonesia Multi Hazard Early Warning System (Ina-MHEWS), Jakarta, Selasa (12/8/2025) Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memaparkan skema penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) untuk enam wilayah provinsi prioritas dalam rapat koordinasi karhutla di Gedung Indonesia Multi Hazard Early Warning System (Ina-MHEWS), Jakarta, Selasa (12/8/2025) (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa hingga awal Agustus, yang masih menjadi puncak musim kemarau di Indonesia, kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di enam provinsi prioritas berhasil dikendalikan.

Ada pun enam daerah prioritas tersebut mencakup Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

"Keberhasilan ini dicapai berkat operasi terpadu yang melibatkan teknologi modifikasi cuaca, pengerahan armada pesawat untuk patroli dan penyiraman air dari udara, juga satuan tugas darat," ujar Kepala BNPB Suharyanto, usai menghadiri rapat koordinasi terkait karhutla di Gedung Indonesia Multi Hazard Early Warning System (Ina-MHEWS), Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.

Suharyanto, yang berpangkat jenderal bintang tiga dari TNI AD, menjelaskan bahwa masing-masing provinsi kini telah memiliki pusat komando terpadu. Tim tersebut melibatkan perwakilan ahli dari BNPB, BMKG, TNI, Polri, Kementerian Kehutanan, serta kepala daerah seperti gubernur, bupati, dan wali kota. Tujuannya, untuk menjamin penanganan cepat begitu titik api terdeteksi.

"Skemanya begini, begitu terdeteksi titik api maka wajib semua langsung diverifikasi lewat patroli udara, lalu ditentukan langkah penanganan, apakah cukup oleh satuan tugas darat atau perlu operasi modifikasi cuaca dan water bombing," jelasnya.

Menurut Suharyanto, pola ini terbukti efektif dalam mengendalikan karhutla. Ia juga menyampaikan bahwa pendekatan terpadu ini mendapat dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto, yang belum lama ini menggelar rapat terbatas dengan jajaran kementerian dan lembaga teknis di Istana Negara.

Sebagai ilustrasi, ia menyebutkan bahwa di Riau, hanya terjadi penambahan lahan terbakar seluas 2,5 hektare dalam sepekan terakhir. Selain itu, aparat penegak hukum telah mengamankan 55 orang yang diduga menjadi pelaku pembakaran. Sementara itu, di Kalimantan Barat, yang sebelumnya mencatat total lahan terbakar seluas 1.149 hektare, tidak ditemukan tambahan titik api dalam satu minggu terakhir.

BNPB juga telah meminta bantuan tambahan dari TNI dan Polri untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar atau menyalakan api di sekitar lahan gambut yang rawan terbakar.

Lembaga tersebut menegaskan akan tetap dalam status siaga penuh di seluruh provinsi prioritas, dan akan menyesuaikan pengerahan armada udara berdasarkan situasi di lapangan. Potensi karhutla, menurut BNPB, tetap perlu diwaspadai hingga musim kemarau diperkirakan berakhir pada akhir September.

"Kami ingin memastikan kondisi tetap terkendali dan dampak terhadap kesehatan, lingkungan, serta ekonomi bisa ditekan," tegas Suharyanto.

(Sumber: Antara)

x|close