Pejabat AS Tuduh India Danai Perang Rusia Lewat Impor Minyak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Agu 2025, 12:07
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Kapal tanker pengangkut minyak. ANTARA/Anadolu/py Ilustrasi - Kapal tanker pengangkut minyak. ANTARA/Anadolu/py (Antara)

Ntvnews.id, Istanbul - Seorang pejabat senior dalam pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump, Stephen Miller, menuduh India berperan dalam membiayai invasi Rusia ke Ukraina melalui pembelian besar-besaran minyak dari negara tersebut.

Dalam wawancara bersama Fox News pada Minggu, 3 Agustus 2025, Wakil Kepala Staf Gedung Putih era Trump itu menyatakan bahwa India bersaing dengan China dalam hal volume impor energi dari Rusia, yang menurutnya bertentangan dengan citra India sebagai sekutu dekat Amerika Serikat.

“Orang-orang akan terkejut mengetahui bahwa India pada dasarnya terikat dengan China dalam hal pembelian minyak dari Rusia. Apa yang Presiden Donald Trump katakan dengan sangat jelas adalah bahwa tidak dapat diterima bagi India untuk terus membiayai perang ini dengan membeli minyak dari Rusia,” tegas Miller.

Ia juga mengulangi kritik yang pernah disampaikan Trump terhadap India, terutama terkait praktik perdagangan dan kebijakan imigrasi yang dinilai merugikan para pekerja di AS.

Baca Juga: Gempa Istanbul Disebut Jadi Pertanda Gempa Dahsyat di Masa Depan

Miller menambahkan bahwa persoalan ini tidak hanya menyangkut sektor energi. Ia menyoroti pula tarif tinggi yang diberlakukan India terhadap berbagai produk asal Amerika serta kebijakan imigrasinya yang menurutnya berdampak negatif bagi tenaga kerja AS.

“India menggambarkan dirinya sebagai salah satu sahabat terdekat kami di dunia, tetapi mereka tidak menerima produk kami,” ucapnya.

“Presiden Trump menginginkan hubungan yang luar biasa... tetapi kita perlu bersikap realistis dalam menangani pendanaan perang ini,” tambahnya.

Pihak pemerintah India belum memberikan pernyataan resmi atau tanggapan publik atas tuduhan yang disampaikan oleh Miller.

Baca Juga: Tinjau CKG, Mendikdasmen: Sejak Dini Anak Harus Dibiasakan Makan Sehat dan Bergizi

Sebelumnya, Trump telah menetapkan kebijakan tarif sebesar 25 persen terhadap India, efektif per 1 Agustus, dengan dalih adanya hambatan perdagangan yang tinggi serta kedekatan India dengan Rusia.

Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif hingga 100 persen terhadap negara-negara yang tetap membeli minyak dari Rusia, kecuali jika Moskow menyetujui perjanjian damai terkait perang di Ukraina.

Pada Jumat 1 Agustus 2025, Trump sempat menyampaikan bahwa dirinya mendengar India telah menghentikan pembelian minyak dari Rusia, dan menyebut langkah tersebut sebagai “langkah baik.”

Ketika ditanya mengenai tenggat waktu 8 Agustus yang diajukan Trump bagi Rusia untuk mengakhiri konflik, Miller menekankan bahwa Amerika Serikat kini memiliki kekuatan ekonomi yang memadai untuk menanggapi perang tersebut, berkat pemotongan pajak, ekspansi di sektor energi, serta berbagai kesepakatan dagang.

“Jadi sekarang kami berada dalam posisi yang kuat secara ekonomi untuk menghadapi Rusia dan menghadapi perang ini,” ujar Miller.

“Semua opsi tersedia untuk mengatasi persoalan perang yang sedang berlangsung di Ukraina baik secara diplomatik, finansial, maupun lainnya,” tambahnya.

(Sumber: Antara)

x|close