Ntvnews.id, Jakarta - Polda Metro Jaya dinilai sudah sangat profesional dalam mengungkap kasus tewasnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan. Sebab, upaya pengungkapan melibatkan banyak pihak yang ahli di bidangnya, dan menggunakan scientific crime investigation.
"Pernyataan Polda Metro Jaya (terkait kesimpulan kasus Arya Daru) sudah dilakukan melalui investigasi ilmiah. Dengan melakukan melakukan pendekatan multidisipliner ilmu," ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso, Jumat, 1 Agustus 2025.
Guna membongkar kasus ini, kata dia, polisi berkolaborasi dengan para ahli dalam berbagai disiplin ilmu. Termasuk ahli dari cabang ilmu forensik, yakni digital forensik, toksologi, hingga psikologi forensik.
Pernyataan Polda Metro yang menyebut bahwa kematian Arya Daru tidak ada tindak pidana karena tak ada keterlibatan pihak lain, kata dia menunjukkan sikap profesional penyidik kepolisian.
"Dalam sikap profesional ini menunjukkan kecermatan dan kehati-hatian. Karena dengan dua perkataan tersebut, tidak ada tindak pidana ataupun tidak ada keterlibatan orang lain, maka perkara ini, tidak bisa dimintakan pertanggunjawaban kepada pihak lain," jelasnya.
Apalagi, berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) tidak didapatkan sidik jari orang lain. Bahkan, kata dia, pada lakban yang melilit di kepala Arya Daru, hanya terdapat sidik jari dari korban.
"Artinya memang tidak ada intervensi dari pihak lain yang dapat dinilai sebagai pelaku kejahatan," kata dia.
"Kalau Polda Metro Jaya, tidak menyatakan bahwa kematian ADP karena bunuh diri ini hanya menyampaikan sikap kehati-hatian saja," imbuh Sugeng.
Menurutnya, tidak ada yang keliru dalam pernyataan yang disampaikan Polda Metro. Sehingga, kata dia, kasus ini sudah bisa ditutup.
"Kecuali ada satu bukti yang bisa membantah semua hasil pemeriksaan, yang berdasarkan investigasi ilmiah," tuturnya.
"Menurut saya kasus ini sudah selesai. Tidak ada satu tanda pun adanya keterlibatan pihak lain yang menyebabkan kematian ADP," imbuh Sugeng.
Diketahui, Arya Daru ditemukan tewas di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Juli 2025 pagi. Ia didapati dalam posisi terbaring di atas kasur dengan kepala terlilit lakban, dan tubuh tertutup selimut.