Ntvnews.id, London - Inggris melaporkan bahwa sedikitnya empat awak kapal Eternity-C yang berbendera Liberia tewas dalam serangan yang dilancarkan oleh kelompok Houthi Yaman di Laut Merah pekan lalu. Selain itu, sejumlah kru lainnya masih dilaporkan hilang.
Melalui unggahan di platform media sosial X, Kedutaan Besar Inggris untuk Yaman mengecam keras "serangan tidak berdasar" yang dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap dua kapal berbendera Liberia, yakni Magic Sea dan Eternity C. Inggris juga mendesak agar seluruh awak kapal Eternity C yang masih ditahan segera dibebaskan tanpa syarat.
Meski tidak merinci jumlah pasti kru yang masih hilang, Kedubes Inggris menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan kebebasan pelayaran.
Baca Juga: Houthi Tenggelamkan Kapal Kargo Tujuan Israel
Mereka juga memperingatkan bahwa aksi-aksi serupa yang dilakukan Houthi terhadap kapal-kapal dagang berpotensi memperburuk stabilitas kawasan dan menggagalkan proses perdamaian yang sedang diupayakan di Yaman.
Kedua kapal yang diserang diketahui dioperasikan oleh perusahaan asal Yunani. Menurut pernyataan Houthi sebelumnya, kapal-kapal tersebut menjadi sasaran karena diduga menuju pelabuhan di Israel.
Baca Juga: AS Serang 5 Lokasi Penyimpanan Senjata Bawah Tanah Milik Houthi di Yaman
Serangan ini merupakan bagian dari kampanye maritim yang terus digencarkan Houthi di Laut Merah terhadap kapal-kapal yang mereka klaim memiliki keterkaitan dengan Israel. Kelompok tersebut menyebut tindakan ini sebagai bentuk balasan atas konflik yang sedang berlangsung di Gaza.
Dalam pidato yang disiarkan pada Kamis, 10 Juli 2025 lalu, pemimpin Houthi, Abdulmalik al-Houthi, menegaskan kembali bahwa pihaknya akan terus menegakkan apa yang ia sebut sebagai "blokade terhadap pelayaran milik musuh Israel" di kawasan Laut Merah.
Hingga Minggu, pihak Houthi belum merespons pernyataan resmi dari pemerintah Inggris maupun mengonfirmasi penahanan terhadap kru kapal dari kedua kapal yang diserang tersebut.