Hamas Beberkan Adanya Negosiasi dengan AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Mei 2025, 08:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Kelompok Hamas di Jalur Gaza. Ilustrasi - Kelompok Hamas di Jalur Gaza. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kelompok militan Palestina, Hamas, saat ini diketahui sedang melakukan negosiasi langsung dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Informasi ini disampaikan oleh seorang petinggi Hamas dalam wawancara dengan Al Arabiya English.

"Kami tengah menjalin komunikasi langsung dengan pemerintah Amerika, dan telah bertemu sejumlah perwakilan resmi mereka," ujar Bassem Naim, seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin, 19 Mei 2025.

Naim menyebut bahwa salah satu pertemuan tersebut melibatkan Adam Boehler, utusan khusus AS untuk urusan sandera, dan berlangsung pada bulan Maret lalu.

Hubungan erat antara Amerika Serikat dan Israel mulai dipertanyakan setelah keputusan mengejutkan Washington untuk menghentikan serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman.

Baca Juga: Hamas Siap Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Keraguan itu semakin menguat setelah Presiden Trump mengumumkan bahwa satu-satunya sandera Amerika yang masih hidup telah dibebaskan oleh Hamas sebagai bagian dari kesepakatan yang tidak melibatkan Israel, dalam upaya mengakhiri konflik di Gaza.

Menurut Naim, pembebasan Edan Alexander — yang memiliki kewarganegaraan ganda AS-Israel — merupakan sebuah "gestur" dari Hamas untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kesepakatan gencatan senjata. Inisiatif tersebut mencakup pertukaran tahanan Palestina dengan sandera Israel, penarikan pasukan Israel, dan akses bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.

"Selama proses negosiasi ini, sudah ada kesepahaman antara kami dan Amerika bahwa jika kami membebaskan Alexander, maka Presiden Trump akan mengucapkan terima kasih kepada Hamas," jelas Naim.

"Yang lebih penting lagi, keesokan harinya ia akan menekan Israel agar membuka jalur bantuan ke Gaza serta menyerukan dimulainya negosiasi gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri perang ini, termasuk pertukaran tahanan," lanjutnya.

Baca Juga: Hamas Bebaskan Sandera Israel dan AS

Namun, Naim menyatakan bahwa Trump gagal memenuhi janjinya tersebut dan tidak mampu meyakinkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menerima syarat-syarat gencatan senjata yang diusulkan Hamas.

Meski begitu, Hamas masih berharap bahwa pemerintahan Trump dapat memainkan peran positif dalam mencapai perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina.

"Musuh kami hanya satu: pendudukan Israel," kata Naim. Ia juga menyoroti berbagai inisiatif Trump dalam meredakan konflik global, seperti di Ukraina, Yaman, dan bahkan dengan Iran, dengan lebih mengedepankan diplomasi ketimbang peperangan seperti yang diinginkan Netanyahu.

"Kami yakin Presiden Trump memiliki kemampuan untuk mewujudkan hal itu," tegas Naim.

Sementara itu, Netanyahu menyatakan akan terus melanjutkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza. Dalam pernyataan resminya pada hari Selasa, ia menegaskan bahwa pasukan Israel hanya tinggal menghitung hari untuk memasuki Gaza "dengan kekuatan penuh guna menyelesaikan misi—yakni menghancurkan Hamas."

x|close