Ntvnews.id, Praha - Sejumlah negara Eropa telah mengumumkan penangguhan sementara proses suaka bagi warga negara Suriah, menyusul perkembangan situasi politik terbaru di Suriah pasca runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad.
Data terbaru menunjukkan bahwa pada September 2024, otoritas suaka di 27 negara anggota Uni Eropa, termasuk Norwegia dan Swiss, menerima total 84.000 permohonan suaka. Dari jumlah tersebut, 14.000 di antaranya diajukan oleh warga Suriah, Kamis 12 Desember 2024.
Belanda menjadi salah satu negara yang mengambil langkah ini, dengan memberlakukan pembekuan keputusan terkait permohonan suaka warga Suriah selama enam bulan.
Baca Juga : Turki Kecam Israel Atas Dugaan Pelanggaran Kedaulatan Suriah
Kebijakan ini disampaikan oleh Menteri Suaka dan Migrasi Belanda, Marjolein Faber, dalam surat kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin 9 Desember lalu, faber menyatakan bahwa ketidakpastian situasi di Suriah setelah kejatuhan rezim al-Assad membuat penilaian atas permohonan suaka menjadi lebih sulit untuk dilakukan secara akurat.
Langkah serupa juga diambil oleh Belgia. Kantor Komisioner Jenderal untuk Pengungsi dan Orang Tanpa Kewarganegaraan di negara tersebut untuk sementara menangguhkan pemrosesan permohonan suaka dari warga Suriah.
Baca Juga : 50 Ribu Lebih Warga Suriah Selamatkan Diri ke Lebanon
Jadwal wawancara personal dibatalkan, dan peninjauan terhadap permohonan yang sedang berlangsung dihentikan sementara. Penangguhan ini dimaksudkan untuk memungkinkan analisis yang lebih mendalam terhadap risiko yang mungkin dihadapi pemohon jika mereka dipulangkan ke Suriah.
Kanselir Austria, Karl Nehammer, pada Senin menginstruksikan Kementerian Dalam Negeri untuk menghentikan seluruh permohonan suaka yang diajukan oleh warga Suriah yang sedang dalam proses, sekaligus meninjau kembali kasus-kasus suaka yang telah disetujui sebelumnya.
Selain itu, reunifikasi keluarga bagi warga Suriah di Austria juga ditangguhkan, sebagaimana dilaporkan oleh lembaga penyiaran Austria, ORF. Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, mengungkapkan rencana untuk mempersiapkan program repatriasi dan deportasi bagi warga Suriah.
Sementara itu, Kantor Perlindungan Pengungsi dan Orang Tanpa Kewarganegaraan (Ofpra) di Prancis pada hari yang sama menyatakan bahwa mereka terus memantau perkembangan situasi di Suriah dengan cermat.
Baca Juga : Suriah Siapkan 'Peta Jalan' Pasca Peralihan Pemerintahan
"Dalam kasus-kasus di mana situasi di negara asal pencari suaka berubah, hal ini dapat menyebabkan penangguhan sementara keputusan atas permohonan suaka dari warga negara Suriah, bergantung pada situasi tertentu," kata Ofpra.
"Perubahan situasi di negara asal pencari suaka dapat menyebabkan penangguhan sementara keputusan atas permohonan suaka warga Suriah, tergantung pada kondisi yang berlaku," ujar Ofpra.
"Ini adalah prosedur yang lazim dalam situasi di mana terdapat perubahan signifikan dalam situasi di negara tersebut," jelas Rakusan.
Malta telah menghentikan sementara pemeriksaan dan pemrosesan permohonan suaka, baik yang baru maupun yang sedang berlangsung, dari warga negara Suriah. Sementara itu, negara-negara seperti Prancis dan Yunani dilaporkan sedang mempertimbangkan langkah serupa. Kantor Perlindungan Pengungsi dan Orang Tanpa Kewarganegaraan (Ofpra) di Prancis pada Senin menyatakan bahwa mereka terus memantau secara saksama perkembangan situasi di Suriah.
"Dalam kasus-kasus di mana situasi di negara asal pencari suaka berubah, hal ini dapat menyebabkan penangguhan sementara keputusan atas permohonan suaka dari warga negara Suriah, bergantung pada situasi tertentu," kata Ofpra.
Baca Juga : Ada Kesempatan, Tentara Israel Menyusup ke Wilayah Suriah!
Pada 2023, warga negara Suriah mengajukan 4.465 permohonan suaka ke Kantor Perlindungan Pengungsi dan Orang Tanpa Kewarganegaraan (Ofpra) di Prancis, dengan tambahan sekitar 2.500 permohonan yang diajukan sepanjang 2024 hingga saat ini.
Di Yunani, sumber dari Kementerian Migrasi dan Suaka menyebutkan bahwa keputusan terkait permohonan suaka dari warga Suriah kemungkinan akan ditangguhkan sementara. Kebijakan ini diperkirakan akan memengaruhi sekitar 9.500 pemohon dan diharapkan akan difinalisasi pada pekan ini.
Sementara itu, laporan terbaru dari Badan Uni Eropa untuk Suaka (European Union Agency for Asylum/EUAA) menunjukkan bahwa pada September 2024, otoritas suaka di 27 negara anggota Uni Eropa, termasuk Norwegia dan Swiss, menerima total 84.000 permohonan suaka. Dari jumlah tersebut, 14.000 permohonan diajukan oleh warga negara Suriah.
(Sumber Antara)