Kolaborasi Kementrans dan Bulog Siapkan Gudang Beras di Pulau Morotai

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Nov 2025, 21:05
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (TEP UI) Kementerian Transmigrasi (Kementrans) mengunjungi Kantor Bulog Cabang Ternate, Maluku Utara, untuk merealisasikan pembangunan gudang beras baru di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. ANTARA/HO-Kementerian Transmigrasi. Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (TEP UI) Kementerian Transmigrasi (Kementrans) mengunjungi Kantor Bulog Cabang Ternate, Maluku Utara, untuk merealisasikan pembangunan gudang beras baru di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. ANTARA/HO-Kementerian Transmigrasi. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (TEP UI) yang didukung Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menjalin kolaborasi dengan Perum Bulog untuk mendorong pembangunan gudang beras di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, sebagai bagian dari rencana pembangunan 100 gudang beras baru secara nasional.

Tim Ekspedisi Patriot UI Morotai yang dipimpin dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Rachma Fitriati, telah melakukan penjajakan intensif dengan Bulog sejak Agustus 2025. Upaya tersebut dilakukan agar pembangunan gudang dapat direalisasikan dan ditargetkan mulai beroperasi sebelum musim panen raya tahun 2026.

Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyampaikan bahwa pembangunan gudang tersebut tidak hanya berorientasi pada infrastruktur fisik, melainkan menjadi bagian penting dari pengembangan kawasan transmigrasi modern.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2025.

Ia menjelaskan, gudang dengan nilai investasi sekitar Rp5 triliun itu dirancang sebagai “Markas Pangan” yang dilengkapi teknologi rice milling unit dan dryer modern. Fasilitas tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani serta transmigran lokal.

Baca Juga: Bulog Dapat Suntikan Rp5 Triliun untuk Bangun 100 Gudang Pangan Baru

Gudang Bulog di Morotai nantinya akan menerapkan skema pay-per-use atau pembayaran sesuai porsi pemanfaatan, sehingga petani dapat mengakses teknologi pengolahan pangan modern dengan biaya yang terjangkau.

"Program New Transmigrasi akan fokus pada pengembangan kawasan produktif untuk ketahanan pangan. Morotai dengan gudang BULOG-nya akan menjadi model percontohan kawasan transmigrasi berbasis industri pangan terintegrasi," kata M. Iftitah Sulaiman Suryanagara.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Perindagkop UMKM) Morotai, M. Ramlan Drakel, menilai kolaborasi tersebut sebagai momentum strategis untuk memperkuat rantai nilai UMKM pangan lokal.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Morotai, Tachmid Bilo. Menurutnya, dengan luas lahan sawah mencapai 1.009 hektare, keberadaan gudang Bulog di Morotai berpotensi menjadi katalisator peningkatan kualitas beras lokal.

Dukungan juga datang dari tingkat desa. Kepala Desa Tiley, Kusu Sugiatno, menyambut positif program tersebut karena dinilai mampu menghidupkan kembali lahan yang selama ini tidak produktif.

Baca Juga: Bulog Salurkan Hampir 400 Ribu Ton Beras SPHP ke Seluruh Indonesia

“Program Trans Lokal New Transmigrasi akan menghidupkan kembali lahan tidur dan memperkuat swasembada beras di Morotai," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Aha, Ramli, berharap pembangunan gudang Bulog di Morotai diiringi dengan peningkatan infrastruktur pendukung, seperti jalan dan jembatan pertanian.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pembangunan gudang beras baru merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam melindungi penggilingan padi kecil agar tidak tergerus persaingan usaha yang tidak sehat.

"Swadaya pangan berakselerasi drastis, dari target 4 tahun menjadi hanya 1 tahun. Penyerapan panen tertinggi sepanjang sejarah. Indonesia resmi stop impor beras, dan siap menuju ekspor," ucapnya.

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menambahkan bahwa pembangunan gudang tersebut dilaksanakan melalui kolaborasi antara Bulog, petani, dan investor untuk memastikan tersedianya off-taker bagi produk pangan.

"Kami tidak hanya membangun gudang, tetapi menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan," ujarnya.

(Sumber: Antara) 

x|close