Ntvnews.id, Jakarta - Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), Pandu Sjahrir, menyatakan ketertarikan perusahaannya untuk menanamkan investasi di pasar saham Indonesia, dengan syarat likuiditas pasar meningkat dan nilai transaksi harian mencapai level yang lebih tinggi.
Pandu Sjahrir mengungkapkan bahwa Danantara Indonesia berencana untuk mengalokasikan investasinya ke pasar saham domestik. Namun, ia menilai rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di pasar saham Indonesia yang saat ini sekitar 1 miliar dolar AS per hari masih perlu ditingkatkan hingga mencapai 8 miliar dolar AS per hari.
“Kita pengen (ingin) di public market equity. Tapi equity itu memang perlu likuiditas yang lebih banyak, yang tadi saya sebutkan (RNTH) kita hanya 1 miliar dolar AS per hari itu harus ditingkatkan, harus bisa 5 atau 8 miliar dolar AS per hari,” ujar Pandu saat ditemui seusai menghadiri acara bertajuk 1 Tahun Pemerintahan Prabowo Gibran ‘Optimism on 8 percent Economic Growth’ di Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
Baca Juga: Bos Danantara Ungkap Hemat Rp8,2 Triliun Usai Hapus Tantiem Komisaris BUMN
Ia menambahkan bahwa fokus Danantara Indonesia saat ini adalah memperdalam pasar saham dalam negeri agar lebih menarik bagi investor besar.
Pandu menjelaskan, untuk sementara waktu Danantara masih mengalokasikan investasinya di Surat Berharga Negara (SBN) karena pasar tersebut lebih likuid dan sesuai dengan keterbatasan waktu yang dimiliki.
“Kebetulan kita hanya ada waktu dua bulan ya, salah satunya memang yang kita harus paling cepat kita harus cari market yang paling likuid. Ya, salah satunya memang di pasar bond, bond market,” ujar Pandu.
Sebelumnya, Pandu juga menilai bahwa pasar saham Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan RNTH hingga 8 miliar dolar AS per hari, dari posisi saat ini yang baru sekitar 1 miliar dolar AS. Potensi itu, menurutnya, belum tergarap maksimal meskipun Indonesia memiliki populasi terbesar di Asia Tenggara serta ekonomi yang terus berkembang.
Baca Juga: Sidang Korupsi Minyak Mentah: Riva Cs Nilai Dakwaan Jaksa Kabur juga Tidak Jelas
Sebagai perbandingan, ia menyebutkan bahwa India memiliki nilai transaksi harian mencapai 12–15 miliar dolar AS, sementara Hong Kong mencatat nilai transaksi antara 30–50 miliar dolar AS per hari.
Menurut Pandu, salah satu tantangan utama yang menghambat pertumbuhan pasar modal dalam negeri adalah masih terbatasnya kedalaman pasar serta rendahnya minat investor publik.
“Masalah utama bagi venture capital dan investasi jangka panjang adalah kurangnya pasar publik yang kuat,” ujar Pandu.
Baca Juga: Patrick Kluivert Dipecat, Coach Justin: Dia Tak Bisa Kontrol Tim
(Sumber: Antara)