Ntvnews.id, Jakarta - Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) Pandu Sjahrir berencana membuka universitas korporat (corporate university) Danantara Indonesia Academy.
Adapun Danantara Indonesia Academy itu ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan.
“Dalam dua tahun ke depan, kami ingin membuat universitas kelas dunia,” ucap Pandu dalam acara ImpactPreneurs Summit 2025, Selasa 30 Juli 2025.
Ia menjelaskan, pihaknya akan mengonsolidasikan semua universitas korporat yang ada di BUMN.
Baca juga: Soal Pembelian Pesawat Boeing dari AS, Bos Danantara: Sudah Terkirim 1, Kurang 49 Lagi
Dalam Danantara Indonesia Academy nantinya, akan ada pembelajaran umum (general learning) dan khusus (specialized learning).
Saat ini, persiapan Danantara Indonesia Academy masih dalam tahap penyusunan organisasi dan model operasional.
Proses selanjutnya akan dilakukan standardisasi operasi, integrasi aspek hukum, dan integrasi operasional sebelum beroperasi secara penuh.
Dengan kehadiran Danantara Indonesia Academy, talenta unggul Indonesia bisa menempuh pendidikan berkualitas tanpa perlu melanjutkan studi keluar negeri.
Mereka pun diharapkan bisa bersaing secara kompetitif dengan universitas global dalam dekade berikutnya.
“Dengan itu, kalau kita ingin Indonesia menjadi negara seperti G7, kita harus memiliki universitas berskala global dan diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Kalau tidak, kita tidak akan maju,” ujar Pandu.
Baca juga: Bos Danantara Beber Fakta di Balik Garuda Borong 50 Pesawat Boeing
Dalam kesempatan yang sama, Pandu juga mendorong generasi muda Indonesia untuk membangun perusahaan rintisan (startup), dengan menekankan aspek sumber daya manusia dan pembangunan ekosistem.
Dia menyarankan para calon wirausaha untuk menggunakan paradigma baru dalam mengembangkan perusahaan rintisan, seperti fokus pada penciptaan nilai (value creation) serta membangun struktur yang adaptif dan terukur.
CIO Danantara juga mengingatkan para calon pendiri perusahaan rintisan untuk berpikiran fleksibel dalam menerima masukan.
“Perlakukan mitra pendanaan bukan hanya sebagai investor, tetapi sebagai partner. Mereka bisa sangat membantu, terutama di bidang SDM dan pembangunan infrastruktur perusahaan,” tandasnya. (Sumber:Antara)