Bahlil: Operasi Tambang Freeport Masih Tunggu Audit Pasca Longsor

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Okt 2025, 14:31
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi keterangan ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 10 Oktober 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi keterangan ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 10 Oktober 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa aktivitas produksi tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI) belum dapat dilanjutkan sampai audit menyeluruh terhadap operasional tambang tersebut rampung dilakukan.

“Saat ini belum ada kegiatan produksi yang bisa dijalankan, tetapi kita lagi lakukan audit sampai kemudian bisa menemukan apa faktor penyebabnya,” ujar Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.

Menurut Bahlil, pemerintah tengah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan operasi bawah tanah di tambang Freeport. Ia menjelaskan, hasil audit nantinya akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk melakukan langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.

“Dan itu dibutuhkan berbagai langkah-langkah terkait dengan teknik sipilnya, teknik tambangnya. Ini tim saya terus melakukan proses audit di sana,” tambahnya.

Baca Juga: Tim Tanggap Darurat Freeport Indonesia Temukan Sebagian Korban Terjebak Longsor, Pencarian Masih Berlanjut

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyebutkan bahwa proses evaluasi terhadap insiden longsor tersebut akan mencakup peninjauan potensi terulangnya longsor serta penilaian terhadap struktur tambang bawah tanah.

“Kami meminta kepada PT Freeport untuk melibatkan juga bekas karyawan-karyawan yang dulu tahu tentang struktur geoteknik dan lain sebagainya, untuk dilibatkan di dalam proses evaluasi,” ujar Bahlil.

Diketahui, peristiwa longsor lumpur bijih basah itu terjadi pada area tambang bawah tanah di kawasan Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, pada 8 September 2025 malam sekitar pukul 22.00 WIT.

Insiden tersebut menyebabkan tujuh pekerja terjebak di area tambang bawah tanah, yang terdiri atas lima kru PT Redpath Indonesia dan dua kru elektrik dari PT Cipta Kontrak di bawah Divisi Operation Maintenance PTFI.

Sebagai langkah pencarian dan penyelamatan, PT Freeport Indonesia menghentikan seluruh kegiatan operasional di kawasan tersebut. Seluruh korban ditemukan secara bertahap hingga akhirnya, pada 6 Oktober 2025, perusahaan mengumumkan bahwa proses pencarian telah selesai.

“Kami turut berduka cita, berbelasungkawa atas meninggalnya tujuh karyawan dari Freeport,” tutur Bahlil.

(Sumber : Antara)

x|close