Pertamina: Campuran Etanol pada BBM Wajar untuk Kurangi Emisi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Okt 2025, 11:15
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Kesiapan armada truk tangki PT Pertamina Patra Niaga dalam menjaga ketersediaan BBM hingga pelosok negeri. Ilustrasi - Kesiapan armada truk tangki PT Pertamina Patra Niaga dalam menjaga ketersediaan BBM hingga pelosok negeri. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga menekankan bahwa pencampuran etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) merupakan praktik umum yang telah diterapkan di berbagai negara untuk mengurangi emisi karbon, memperbaiki kualitas udara, sekaligus mendukung transisi menuju energi berkelanjutan.

“Penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru, melainkan praktik yang sudah mapan secara global,” ujar Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2025. 

Ia menjelaskan bahwa penerapan etanol terbukti mampu menekan emisi gas buang, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil murni, serta memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat lewat pemanfaatan hasil pertanian.

Baca Juga: Gegara Kandungan Etanol, Vivo dan BP Batalkan Pembelian Base Fuel Impor Pertamina

Menurut Roberth, etanol berasal dari bahan nabati seperti tebu atau jagung sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan energi fosil. Dengan pencampuran etanol ke dalam BBM, emisi kendaraan dapat ditekan sehingga kualitas udara meningkat.

Roberth juga memaparkan bahwa penggunaan etanol di BBM sudah menjadi standar di banyak negara. Di Amerika Serikat, program Renewable Fuel Standard (RFS) mewajibkan campuran etanol dalam bensin, dengan kadar umum E10 (10 persen etanol) hingga E85 untuk kendaraan fleksibel.

Arsip foto - Petugas SPBU membersihkan mesin pengisian BBM di SPBU Shell, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah terus memantau situasi di lapang <b>(ANTARA)</b> Arsip foto - Petugas SPBU membersihkan mesin pengisian BBM di SPBU Shell, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah terus memantau situasi di lapang (ANTARA)

Sementara itu, Brasil dikenal sebagai pelopor pemakaian etanol berbasis tebu. Negara tersebut telah menerapkan skema campuran etanol skala nasional hingga E27 (27 persen etanol) pada bensin. Hal ini menjadikan Brasil salah satu negara dengan penggunaan kendaraan berbahan bakar etanol terbesar, di mana masyarakatnya telah terbiasa mengisi BBM bercampur etanol sejak puluhan tahun lalu.

Di kawasan Uni Eropa, kebijakan Renewable Energy Directive (RED II) mendorong pencampuran etanol dalam BBM untuk mencapai target energi terbarukan di sektor transportasi. Saat ini, campuran E10 menjadi standar di sejumlah negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris, yang ditetapkan untuk menekan polusi udara.

Baca Juga: Pertamina Dukung UMKM Lokal Go Global Lewat Ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025

Asia juga mulai bergerak ke arah yang sama. India, misalnya, tengah menargetkan pencampuran etanol hingga 20 persen (E20) pada 2030 sebagai bagian dari upaya transisi menuju transportasi rendah karbon sekaligus membantu petani tebu.

“Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060,” tegas Roberth.

Ia menambahkan bahwa hadirnya BBM dengan campuran etanol menjadi bukti bahwa Indonesia siap mengadopsi praktik terbaik internasional demi mewujudkan masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Pernyataan tersebut muncul di tengah isu mengenai PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) yang membatalkan rencana pembelian base fuel dari Pertamina. Hal ini disebabkan hasil uji laboratorium yang menemukan kandungan etanol sekitar 3,5 persen dalam base fuel impor Pertamina.

Padahal sebelumnya, Vivo telah menyetujui pembelian sebanyak 40 ribu barel dari total 100 ribu barel base fuel yang diimpor oleh BUMN tersebut. (Sumber: Antara)

x|close