Purbaya Usung Sumitronomics untuk Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Sep 2025, 16:49
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan keterangan pers usai Rapat Paripurna DPR RI ke-5 di Gedung DPR RI di Jakarta, Selasa (23/9/2025) Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan keterangan pers usai Rapat Paripurna DPR RI ke-5 di Gedung DPR RI di Jakarta, Selasa (23/9/2025) (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, mengusung konsep pembangunan ekonomi Sumitronomics guna mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen hingga 2029.

Konsep ini merupakan gagasan ekonom Indonesia, Sumitro Djojohadikusumo, yang juga ayah dari Presiden RI, Prabowo Subianto.

Dalam pidatonya di Rapat Paripurna DPR RI ke-5 di Jakarta, Selasa, Purbaya menjelaskan bahwa Sumitronomics menekankan tiga pilar utama, yakni pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan manfaat pembangunan, serta stabilitas nasional yang dinamis.

"Untuk menjadi negara maju, strategi pembangunan ekonomi Indonesia berbasis pada konsep Sumitronomics yang difokuskan pada tiga pilar utama. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kedua, pemerataan manfaat pembangunan, dan ketiga, stabilitas nasional yang dinamis," kata dia.

Baca Juga: Purbaya: Anggito Enggak Rangkap Jabatan, Dia Jadi Ketua LPS Saja

Menurut Purbaya, jika ekonomi Indonesia diarahkan untuk tumbuh 8 persen, maka pemerintah perlu mengacu pada strategi Sumitronomics. Ia menekankan bahwa target ini bukan hal mudah, tetapi realistis apabila strategi dijalankan secara konsisten.

"Target ini tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa diwujudkan di Indonesia. Sejarah menunjukkan sebelum krisis keuangan AS tahun 1997-1998, ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata di atas 6 persen," jelasnya.

Purbaya juga merujuk pada pengalaman negara lain, seperti Korea Selatan dan Singapura yang berhasil menjadi negara maju dengan rata-rata pertumbuhan di atas 7,5 persen selama satu dekade. Sementara China pernah mencatat pertumbuhan tahunan lebih dari 10 persen pada periode 2003-2007.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, Purbaya menyampaikan bahwa APBN dirancang sebagai katalis pertumbuhan. Pemerintah mendorong agar aktivitas ekonomi berputar lebih cepat, sektor riil bergerak, dan daya beli masyarakat meningkat.

Baca Juga: Purbaya Tepis Isu Copot Semua Dirjen Kemenkeu: Kamu Dapat Info dari Mana? Hebat Juga

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi, APBN berperan sebagai katalis untuk mendukung sektor swasta sebagai motor utama pertumbuhan. Kinerja sektor-sektor bernilai tambah tinggi terus diperkuat, sambil menjaga ketahanan sektor yang resilien.

"Sektor resilien seperti pertanian, industri manufaktur, padat karya, dan pariwisata dijaga tetap tumbuh tinggi sehingga berkontribusi optimal bagi penciptaan lapangan kerja," tambah Menkeu.

Selain itu, pemerintah terus memperkuat hilirisasi sumber daya alam dan memberikan insentif fiskal, mulai dari tax holiday hingga super deduction untuk riset, pelatihan, serta pengembangan kawasan ekonomi khusus. Upaya ini diharapkan mempercepat investasi pada sektor bernilai tambah tinggi sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Sumber: ANTARA

x|close