Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah tetap berpegang pada data resmi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Ia menyatakan kepercayaan terhadap integritas dan metodologi data yang digunakan oleh lembaga tersebut.
“Ya, kita selama ini menggunakan BPS, kan ya. Jadi, BPS tentunya menjelaskan mengenai datanya, metodologinya, sumber informasinya. Kita tetap percaya BPS,” ujar Sri Mulyani saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 7 Agustus 2025. Pernyataan ini disampaikan saat menjawab pertanyaan terkait munculnya keraguan dari sejumlah pihak atas data pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2025 yang mencapai 5,12 persen.
Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa isu mengenai keakuratan data BPS tersebut tidak menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto. Ia menekankan bahwa seluruh indikator ekonomi yang digunakan pemerintah tetap mengacu pada data resmi yang diterbitkan BPS.
Baca Juga: Sri Mulyani dan Menteri Keuangan Negara ASEAN Kumpul, Respons Kebijakan Tarif Trump
“Ya kan kita lihat semua indikator berdasarkan BPS. Data mengenai rumah tangga juga dari mereka. Jadi, saya rasa BPS tetap berpegang kepada integritas dari datanya,” lanjutnya.
Di lokasi yang sama, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan bahwa seluruh data yang dikeluarkan BPS disusun berdasarkan standar internasional yang berlaku dan dapat diuji kesahihannya.
“Kan ada standar internasional. Data-data pendukungnya udah oke. Udah semua. Pendukungnya sudah mantaplah itu,” tutur Amalia menjawab pertanyaan wartawan.
Sebelumnya, BPS mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 tercatat sebesar 5,12 persen secara tahunan (year-on-year), dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp5.947 triliun.
Baca Juga: Menko Perekonomian hingga Menteri Keuangan Sambangi Istana untuk Bahas APBN 2026
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menjelaskan dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (5/8) bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 secara kuartalan mencapai 4,04 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Berdasarkan laporan BPS, seluruh sektor lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif secara tahunan pada kuartal II 2025. Kontribusi terbesar terhadap PDB berasal dari industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dan pertambangan, dengan total andil mencapai 63,59 persen dari keseluruhan PDB.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, hampir seluruh komponen menunjukkan pertumbuhan positif secara tahunan, kecuali konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 4,97 persen, sedangkan pembentukan modal tetap bruto mengalami kenaikan sebesar 6,99 persen.
Masih dalam laporan yang sama, BPS menyebut konsumsi rumah tangga menyumbang porsi terbesar dalam struktur PDB, yakni mencapai 54,25 persen. Komponen ini juga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional dengan kontribusi sebesar 2,64 persen dari total pertumbuhan 5,12 persen.
Baca Juga: Pesan Khusus Prabowo buat Sri Mulyani yang Bakal Jabat Menteri Keuangan Lagi
(Sumber: Antara)