TikTok Perkenalkan Footnotes, Fitur Pemeriksa Fakta ala Community Notes

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Agu 2025, 13:20
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Foto yang diambil pada 21 Agustus 2020 ini menunjukkan logo Kantor TikTok Los Angeles di Culver City, Los Angeles County, Amerika Serikat. Jumat, 1 Agustus 2025. Arsip foto - Foto yang diambil pada 21 Agustus 2020 ini menunjukkan logo Kantor TikTok Los Angeles di Culver City, Los Angeles County, Amerika Serikat. Jumat, 1 Agustus 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - TikTok resmi meluncurkan Footnotes, sebuah sistem pemeriksa fakta berbasis kontribusi pengguna yang konsepnya serupa dengan Community Notes milik platform X (dahulu Twitter) dan Meta.

Menurut laporan dari Tech Crunch pada Jumat, 1 Agustus 2025 waktu setempat, fitur ini untuk sementara akan diuji coba terlebih dahulu di Amerika Serikat. Melalui program percontohan ini, para pengguna TikTok diberi kesempatan untuk menulis dan mengevaluasi catatan (footnotes) yang ditambahkan pada sebuah video.

Seluruh pengguna TikTok di Amerika Serikat kini dapat melihat catatan yang telah dinilai bermanfaat oleh komunitas, serta ikut memberikan penilaian atas catatan-catatan tersebut.

Baca Juga: KPPU Kembali Persoalkan Perkara TikTok Akuisisi Tokopedia

TikTok pertama kali mengumumkan uji coba Footnotes pada bulan April lalu sebagai langkah untuk memberikan konteks tambahan pada video yang tersebar di platform mereka.

Sama seperti sistem sejenis lainnya, TikTok menggunakan bridging algorithm guna mendapatkan konsensus dari pengguna dengan sudut pandang berbeda. Jika para pengguna dengan beragam perspektif menyetujui bahwa suatu catatan bersifat membantu, maka catatan tersebut dianggap lebih kredibel. Pendekatan ini juga bertujuan untuk mencegah manipulasi suara oleh satu kelompok tertentu atau tindakan brigading.

Pihak perusahaan menyatakan bahwa keberadaan catatan ini dapat membantu pengguna dalam memahami konten yang mereka saksikan dengan lebih baik, melalui penambahan informasi pelengkap. Dalam sejumlah kasus, pengunggah video memang dengan sengaja menyebarkan informasi yang menyesatkan. Namun, tak sedikit pula yang tidak mengetahui adanya informasi tambahan atau perkembangan terbaru yang relevan.

Sejak bulan April, TikTok telah membuka pendaftaran bagi pengguna di Amerika Serikat yang ingin menjadi kontributor Footnotes. Syaratnya adalah berusia minimal 18 tahun, telah aktif menggunakan TikTok selama lebih dari enam bulan, dan tidak memiliki catatan pelanggaran terhadap pedoman komunitas dalam waktu dekat. Hingga saat ini, tercatat hampir 80.000 pengguna dari Amerika Serikat telah diterima sebagai kontributor.

Baca Juga: Dikenal dengan Konten Bucin, Suami TikTokers Bidi Selingkuh dengan Kasir Biliar

Meskipun fitur ini tergolong baru di TikTok, konsep serupa telah lebih dahulu dikembangkan oleh Twitter melalui program Birdwatch sejak tahun 2020, yang kemudian diperluas secara global pada 2022. Sejak berada di bawah kepemilikan Elon Musk, platform X mulai melibatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam pembuatan catatan serta menggunakan fitur ini untuk menyoroti konten-konten yang tengah viral.

Keberhasilan Community Notes di X telah mendorong platform lain untuk mengembangkan sistem yang serupa. Meta, misalnya, menggantikan program pemeriksa fakta tradisional mereka dengan versi Community Notes sendiri di Amerika Serikat pada awal tahun ini. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk meredakan ketegangan dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menghindari regulasi yang lebih ketat. Kendati demikian, kebijakan ini turut menimbulkan kekhawatiran atas meningkatnya penyebaran disinformasi.

YouTube juga telah mulai menguji coba fitur sejenis bernama Notes sejak tahun lalu.

Walaupun mengadopsi pendekatan mirip Community Notes, TikTok menegaskan bahwa Footnotes tidak akan menggantikan Global Fact-checking Program yang telah lebih dulu mereka jalankan. TikTok tetap menjalin kemitraan dengan lebih dari 20 lembaga pemeriksa fakta yang telah terakreditasi oleh International Fact-Checking Network (IFCN), yang mencakup lebih dari 60 bahasa di 130 negara.

Baca Juga: TikTok Dikabarkan Bakal Luncurkan Aplikasi Baru Khusus untuk Pengguna AS

(Sumber : Antara)

x|close