Menekraf: Inovasi Teknologi Ekonomi Kreatif Dukung Kemajuan Peradaban Bangsa

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Jul 2025, 16:08
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Hadiri Pidato Peradaban World Disorder and The Future of Our Civilization, Menteri Ekraf siap ikut menjaga peradaban Indonesia, Jakarta, Rabu 30 Juli 2025 (ANTARA/HO Kementerian Ekonomi Kreatif) Hadiri Pidato Peradaban World Disorder and The Future of Our Civilization, Menteri Ekraf siap ikut menjaga peradaban Indonesia, Jakarta, Rabu 30 Juli 2025 (ANTARA/HO Kementerian Ekonomi Kreatif) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menyatakan bahwa sektor ekonomi kreatif yang mengedepankan inovasi dan teknologi memiliki potensi besar dalam memperkuat peradaban Indonesia, terutama dalam menghadapi dinamika global serta disrupsi teknologi.

"Dalam konteks menjaga peradaban, ekonomi kreatif diharapkan bisa menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi melalui Asta Cita Presiden Prabowo, ekonomi kreatif menjadi salah satu strategi utama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan berkelanjutan,” ujar Menteri Ekraf dalam keterangan pers yang diterima, Kamis, 30 Juli 2025.

Pernyataan tersebut disampaikan Riefky dalam acara pidato Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengenai arah masa depan peradaban dunia. Ia menegaskan bahwa Kemenparekraf memiliki posisi strategis dalam sektor kreatif guna menjawab tantangan besar dalam perkembangan peradaban global.

Lebih lanjut, ia menilai ekonomi kreatif bisa menjadi motor penggerak bagi inovasi dan kewirausahaan anak muda Indonesia. Hal ini penting agar Indonesia yang kaya akan keragaman budaya dapat tampil kompetitif di tingkat global.

Baca Juga: Kemkomdigi Kaji Klasifikasi Risiko pada Platform Digital untuk Anak

Kementerian Ekraf, lanjutnya, turut berperan dalam membangun ekosistem yang mendukung, melalui pelatihan dan perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI), khususnya bagi para pelaku kreatif yang masih bergumul dengan krisis identitas kolektif.

“Ekonomi kreatif senantiasa menjadi kunci untuk menjawab tantangan global sebab tiap 17 subsektor ekraf yang ada bisa mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan potensi dari tiap daerah,” ungkap Riefky.

Di sisi lain, dalam pidatonya berjudul World Disorder and The Future of Our Civilization, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengangkat pentingnya kajian peradaban sebagai ruang refleksi guna membangun masa depan bangsa yang lebih beradab dan berkelanjutan.

Dalam pidato tersebut, SBY menyoroti situasi peradaban global dan tantangan abad ke-21 yang ditandai dengan kemajuan teknologi serta tingkat keterhubungan antarbangsa yang semakin kuat. Ia menegaskan pentingnya keberadaan sistem demokrasi yang sehat sebagai syarat utama untuk mewujudkan keadilan sosial.

Baca Juga: PM Anwar: Donald Trump Pastikan Hadiri KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur Oktober 2025

Menurut SBY, terdapat empat arus utama peradaban dunia yang turut memengaruhi Indonesia secara langsung, yaitu: globalisasi ekonomi, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, krisis iklim serta kerusakan lingkungan, dan perubahan nilai serta budaya.

SBY juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim untuk mencegah ketimpangan, potensi konflik, dan rapuhnya sistem tata kelola dunia.

"Melalui ekonomi yang inklusif, pajak yang lebih adil, pendidikan dan akses digital yang merata, maka kita bisa mengubah semua menjadi kekuatan baru dalam peradaban bangsa. Generasi muda Indonesia yang tumbuh juga harus berhadapan dengan banjir informasi, tantangan identitas, dan krisis makna. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter, spiritualitas, dan nilai kebangsaan dalam membentuk arah peradaban masa depan,” ucap SBY.

(Sumber : Antara)

x|close