Program MBG Sudah Capai 15 Juta Penerima Menjelang 80 Tahun Indonesia Merdeka

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Agu 2025, 21:00
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala BGN Dadan Hindayana pada penandatanganan kerja sama Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Jakarta pada Rabu (13/8/2025). Kepala BGN Dadan Hindayana pada penandatanganan kerja sama Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Jakarta pada Rabu (13/8/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Badan Gizi Nasional (BGN) telah menjangkau 15 juta penerima manfaat menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana

Program MBG telah terlaksana di 5.235 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 38 provinsi, mencakup 502 kabupaten dan 4.770 kecamatan. 

Saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 14 Agustus 2025, Dadan menjelaskan bahwa BGN menargetkan peningkatan cakupan program menjadi 20 juta penerima pada 15 Agustus 2025, dan terus meningkat hingga mencapai 82,9 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025. 

"Kami sudah melayani 15 juta penerima manfaat. Kami sedang mengejar target untuk bisa melayani minimal 20 juta pada tanggal 15 Agustus ke depan. Salah satu tujuan program ini untuk merespons tingginya angka kelahiran di Indonesia yang berasal dari keluarga berpendidikan rendah dan ekonomi lemah, sehingga perlu intervensi gizi sejak dini," kata Dadan. 

Tidak hanya menyasar anak-anak usia sekolah dari tingkat PAUD hingga SMA, program MBG juga memberikan makanan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, serta balita, sebagai bentuk upaya pemenuhan gizi di fase-fase penting pertumbuhan. 

Menurut Dadan, MBG menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan pertumbuhan penduduk yang masih tinggi di Indonesia, yaitu enam kelahiran per menit atau sekitar tiga juta jiwa per tahun. 

Ia juga mengungkapkan bahwa jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan mencapai 324 juta pada tahun 2045, dan bertambah menjadi 325 juta jiwa pada tahun 2060. Pertumbuhan populasi tersebut, lanjutnya, sebagian besar berasal dari kelompok masyarakat berpendidikan rendah dan dengan kondisi ekonomi lemah, sementara kelompok menengah ke atas cenderung memiliki anak lebih sedikit. 

"Sekarang MBG juga digabungkan dengan Sekolah Rakyat, di mana (anak-anak) dari keluarga tidak mampu dikumpulkan di sekolah, diberi makan pagi, siang, malam. Jadi insyaallah 20 tahun ke depan kita sudah akan lebih baik karena ada tren yang cukup bagus, populasi Indonesia akan mencapai puncak di 325 juta pada tahun 2060," paparnya. 

Lebih dari sekadar program gizi, MBG juga memberikan dampak positif terhadap roda ekonomi lokal. Dadan menjelaskan bahwa satu SPPG rata-rata membutuhkan 200 kg beras, 3.000 butir telur, 350 ekor ayam, 300 kilogram sayur, 350 kilogram buah, dan 450 liter susu setiap harinya. Semua kebutuhan tersebut dipasok dari UMKM di daerah setempat. 

Berdasarkan catatan BGN, nilai investasi masyarakat untuk membangun unit SPPG yang sudah aktif mencapai sekitar Rp10 triliun, belum termasuk 17.000 SPPG tambahan yang saat ini masih dalam proses verifikasi. Jika target pembangunan 30.000 unit SPPG dapat terealisasi, maka total perputaran dana diperkirakan menyentuh angka Rp40 triliun, tidak termasuk anggaran dari pemerintah pusat. 

"Jadi, jangan heran kalau penjual alat-alat bangunan rumah itu kebanjiran pesanan dari SPPG-SPPG untuk membeli baja dan lain-lain, termasuk restoran-restoran. Sekarang ini restoran, kafe, hotel berubah jadi SPPG. Jadi, itu salah satu tanda bahwa ekonomi bergerak," demikian Dadan Hindayana. 

(Sumber: Antara)

x|close