Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyoroti kondisi geopolitik dan geoekonomi global yang semakin kompleks dalam sambutannya saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu, 6 Agustsu 2025.
"Saudara-saudara. Waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang. Sekarang tidak hanya kita menghadapi dampak dari perang di mana-mana konflik di mana-mana, konflik di Ukraina konflik di Timur Tengah Gaza, tepi barat, Lebanon, Suriah yang begitu dahsyat, yang memakan korban begitu banyak di depan mata seluruh dunia. Perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai," ujar Presiden Prabowo.
Ia juga menyebutkan eskalasi konflik yang terjadi di berbagai kawasan dunia termasuk di Asia.
Baca Juga: Prabowo Tak Masalah dengan Bendera One Piece, Bantah Razia
"Kita juga lihat konflik Israel Iran di mana negara adikuasa pun. Kita lihat konflik India dan Pakistan kita lihat di kawasan kita sendiri konflik Myanmar jalan terus dan tidak kelihatan arah untuk menyelesaikan secara damai walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di tetangga kita. Belum lagi kita lihat sekarang muncul lagi konflik bersenjata antara sesama anggota ASEAN Kamboja dan Thailand." jelasnya.
Selain persoalan keamanan global, Prabowo menyoroti tekanan ekonomi yang juga dirasakan Indonesia akibat kebijakan ekonomi negara-negara besar.
"Belum lagi kita hadapi kondisi geoekonomi dunia, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif yang dipasang oleh Amerika Serikat. Kita menghadapinya dengan tenang." ungkapnya.
Meski menghadapi situasi yang rumit, Presiden Prabowo mengapresiasi kinerja tim ekonomi nasional.
Baca Juga: Prabowo Teken Perpres Beri Tunjangan Rp30 Juta ke Dokter Daerah Tertinggal
"Saya terima kasih dengan tim ekonomi kita. Saya terima kasih saudara-saudara bekerja dengan tim sebagai tim yang baik. Menteri Koordinator Perekonomian dengan timnya dibantu oleh Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, dengan timnya juga, Menteri Investasi semua melaksanakan, Menteri Luar Negeri dengan diplomasinya kita bergerak sebagai satu tim, kita negosiasi, kita berunding kita tidak emosional, kita tidak terpancing." tuturnya.
Presiden menegaskan bahwa kepentingan rakyat tetap menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia.
"Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar, tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita dan keluarga mereka. Untuk itu kita telah mencapai suatu titik yang terbaik yang bisa kita capai pada saat ini walaupun kita tidak akan berhenti untuk selalu mencari kondisi yang lebih baik untuk ekonomi kita, untuk bangsa kita, untuk rakyat kita." jelasnya.