Industri Otomotif Hadapi Tantangan Serius: Perang Harga Picu Kekhawatiran Jangka Panjang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Jul 2025, 17:25
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Dialog Industri Otomotif Nasional bertajuk "Perang Harga vs Pembangunan Industri - Siapa Untung, Siapa Tertinggal?" di GIIAS 2025, ICE BSD, Tangerang, Kamis, 31 Juli 2025. (Foto: Istimewa) Dialog Industri Otomotif Nasional bertajuk "Perang Harga vs Pembangunan Industri - Siapa Untung, Siapa Tertinggal?" di GIIAS 2025, ICE BSD, Tangerang, Kamis, 31 Juli 2025. (Foto: Istimewa)

Ntvnews.id, Tangerang - Industri otomotif Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar akibat pasar yang stagnan dan persaingan harga yang semakin tajam. 

Masuknya merek-merek baru, terutama dari China, dengan strategi harga agresif namun minim investasi jangka panjang, menjadi isu utama dalam Dialog Industri Otomotif Nasional bertajuk "Perang Harga vs Pembangunan Industri - Siapa Untung, Siapa Tertinggal?" yang digelar di ajang GIIAS 2025, ICE BSD, Tangerang, Kamis, 31 Juli 2025.

Dialog ini diinisiasi oleh Indonesia Center for Mobility Studies (ICMS) dan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perwakilan pabrikan Jepang, Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), pengamat industri, hingga jurnalis senior otomotif, untuk mengulas kondisi terkini dan masa depan industri otomotif nasional.

Ketua Umum ICMS, Munawar Chalil, dalam sambutannya menyatakan, erang harga mungkin terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, namun harus dikaji dampaknya terhadap keberlanjutan industri dalam jangka panjang. 

"Kami berupaya mencari solusi agar persaingan bisnis tetap adil dan berkelanjutan," ujar Munawar.

Isu penting yang turut dibahas mencakup perlunya peran pemerintah dalam mendorong daya beli masyarakat melalui kebijakan fiskal, sebagaimana dilakukan saat pandemi COVID-19 tahun 2020. 

Hal ini menjadi krusial mengingat sekitar 1,5 juta tenaga kerja bergantung pada sektor otomotif. Evaluasi kebijakan juga dinilai penting agar tidak membebani industri.

Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menambahkan, industri otomotif mengalami stagnasi selama 13 tahun terakhir, dan dalam tiga tahun terakhir penjualan terus menurun, memicu persaingan harga yang tidak sehat. "Kondisi ini tidak bisa dibiarkan," tegas Kukuh.

Dialog juga menekankan pentingnya peran media dalam membangun narasi publik yang lebih edukatif dan berorientasi jangka panjang, bukan sekadar menyoroti isu harga. 

Media diharapkan dapat mengangkat isu-isu strategis seperti keberlanjutan industri, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan rantai pasok lokal.

Panel diskusi menghadirkan pelaku dan pengamat industri otomotif seperti Resha Kusuma Atmaja (GM Marketing & Planning PT Toyota Astra Motor), Shodiq Wicaksono (Managing Director PT Suzuki Indomobil Motor), serta pengamat otomotif Jannes M. Pasaribu dan James Luhulima. 

Mereka memberikan pandangan dan solusi atas fenomena perang harga yang kian meruncing.

Melalui dialog ini, ICMS berharap agar industri otomotif nasional dapat berkembang secara adil, berkelanjutan, serta memberi kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional, termasuk penciptaan lapangan kerja dan pengurangan ketergantungan terhadap impor.

x|close