Ntvnews.id, Jakarta - Nurvrianto seorang pemuda dari Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki dua anak, Kelas VI SD dan Kelas II SD, sehari-hari menjadi pedagang kebab namun hasil usaha dari gerobak yang dimiliki oleh juragannya itu tidak cukup untuk memenuhi kehidupan keseharian.
Dirinya berpikir bagaimana agar hidup keluarga menjadi lebih baik. Di benaknya muncul pikiran untuk merantau ke Jakarta atau pergi keluar negeri menjadi pekerja imigrant. Dari sekian angan-angan untuk mengubah nasib tadi, akhirnya menjatuhkan pilihan untuk ikut program transmigrasi.
Nurvrianto mendaftarkan diri pada dinas transmigrasi setempat dan lolos seleksi bersama dengan 14 kepala keluarga lainnya. Sebelum ditempatkan di daerah tujuan, ia bersama 14 kepala keluarga lainnya diberi pembekalan mengenai berbagai hal seperti cara mengolah tanah, menanam komoditas unggulan, dan tata kelola usaha.
“Motivasi saya ikut transmigrasi ingin menjadi lebih baik”, ujarnya.
“Dengan lahan yang diberikan oleh pemerintah saya ingin menjadi petani kopi dan coklat”, ujarnya.
Dirinya sudah melihat lokasi penempatan. Setelah tahu di mana akan menetap, keyakinan ikut program ini semakin mantap karena tanah dan lokasinya cocok dengan bayangannya. Ungkapan demikian disampaikan langsung kepada Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, Kota Yogjakarta, 14 Desember 2025.
Baca Juga: Transmigrasi Bertransformasi: Program 5T Jadi Strategi Pemerataan dan Pertumbuhan Ekonomi Baru
Lima belas kepala keluarga transmigran yang berasal dari Bantul, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta itu mendapat perhatian dari Viva Yoga. Mantan Anggota Komisi IV DPR dua periode itu datang ke kota pelajar untuk melepas keberangkatan. Dalam sambutan dikatakan 15 kepala keluarga diberangkatkan hari ini merupakan realisasi Program Transmigran Karya Nusa.
Total yang diberangkatkan ada 51 jiwa. Dengan perincian, 3 kepala keluarga dan 9 jiwa diberangkatkan di lokasi transmigrasi di Torire, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah; dan 12 kepala keluarga dan 42 jiwa akan ditempatkan di Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Provinsi Sulawesi Barat.
Para transmigran akan mendapat tanah seluas 2 Ha dan jaminan hidup selama 1 tahunn. Viva Yoga dalam sambutan pelepasan transmigran membenarkan bahwa transmigran akan menjadi petani kopi atau coklat. Komoditas yang ditanam dan dikelola di masing-masing kawasan transmigrasi disesuaikan dengan karakter daerah. “Kemarin saya berkunjung ke kawasan transmigrasi di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, di sana transmigran menanam sawit”, ujarnya.
Baca Juga: Kementrans Dukung UGM Lakukan Percepatan Inovasi Pengembangan Ekonomi di Kawasan Transmigrasi
Perpindahan penduduk lewat transmigrasi seperti yang dilakukan oleh 15 kepala keluarga menurutnya sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan. “Ini bentuk negara hadir di tengah masyarakat”, ujatrnya. Meski demikian apa yang dilakukan oleh Kementerian Transmigrasi (Kementrans) lebih berorientasi pada peningkatan kesejahteraan.
Transmigran hadir di lokasi penempatan tidak hanya untuk mensejahterakan mereka namun juga untuk masyarakat lokal yang tinggal di kawasan transmigrasi. “Kesejahteraan dibangun bukan hanya untuk transmigran yang menempati satuan-satuan pemukiman namun juga masyarakat lokal”, ujarnya.
Kesejahteraan yang dibangun itulah yang ke depannya akan menciptakan keluarga yang kebutuhan gizinya terjamin sehingga mampu meningkatkan sumber daya manusia yang unggul sesuai dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto. “Program transmigrasi merupakan turunan dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni membaangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan”, tuturya.
Wamen Viva Yoga Dorong Transmigran Yogyakarta Kembangkan Torire dan Taramanu Tua Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru
Program transmigrasi disebut juga untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dengan perpindahan penduduk akan menimbulkan aktivitas ekonomi, sosial, budaya, sehingga aktivitas itu akan menimbulkan dinamika kehidupan.
Viva Yoga mendoakan agar para transmigran selalu dalam keadaan sehat dan kuat. Dirinya mengingatkan agar mereka tetap melakukan komuikasi dengan pemerintah daerah dan Kementrans bila mengalami berbagai tantangan. “Dengan Program Trans Karya Nusa kehidupan Bapak-Ibu bisa mejadi kebih baik”, harapnya.
Dikatakan pada tahun 2024, pria asal Lamongan itu juga memberangkatkan transamigran dari Jawa Timur. Setahun kemudian, transmigran itu sudah mampu menambah lahan perkebunannya dengan membeli lagi tanah seluas 2 Ha. “Hal demikianlah yang kita harapkan dari program transmigrasi”, ujarnya.
Sebelum diberangkatkan, mereka mendapat bantuan kebutuhan sehari-hari dari Kementrans, Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Yogyakarta, dan Dinas Sosial, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Kota Yogyakarta.
Wamen Viva Yoga Dorong Transmigran Yogyakarta Kembangkan Torire dan Taramanu Tua Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru