BMKG: Peringatan Dini Siklon Senyar di Sumatera Sudah Disampaikan 8 Hari Sebelum Terbentuk

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Des 2025, 14:30
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani (paling kiri) dalam rapat bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Jakarta, Senin 1 Desember 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani (paling kiri) dalam rapat bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Jakarta, Senin 1 Desember 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa potensi terbentuknya Siklon Tropis Senyar, yang memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah Sumatera, telah diantisipasi jauh sebelumnya melalui peringatan dini yang dikeluarkan delapan hari sebelum siklon berkembang.

"Siklon Tropis Senyar itu sudah bisa kita prediksi sekitar delapan hari sebelum proses pembentukan siklon. Jadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, Kepala Balai Besar BMKG wilayah 1 sudah memberikan warning (peringatan) delapan hari sebelumnya, diulang lagi empat hari sebelumnya, dan dua hari sebelumnya."

Ia menekankan bahwa informasi dini tersebut seharusnya dapat langsung ditindaklanjuti oleh kepala daerah untuk menggerakkan jajaran dan mengingatkan masyarakat.

Teuku menambahkan bahwa Indonesia umumnya bukan wilayah yang sering dilanda siklon tropis, namun kejadian di Sumatera kali ini dipengaruhi oleh sejumlah anomali atmosfer. Menurutnya, kondisi di Selat Malaka membuat Siklon Senyar memicu hujan ekstrem di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Berbagai faktor seperti anomali cuaca, seruakan dingin, dan suhu permukaan laut yang hangat menyebabkan pembentukan awan hujan dalam jumlah besar, sehingga meski Senyar termasuk siklon kategori rendah (1–5), dampaknya tetap sangat signifikan.

Baca Juga: BMKG Tegaskan Indonesia Tidak Lagi Aman dari Siklon Tropis

Ia juga memaparkan interaksi antara dua sistem siklon yang memperburuk kondisi.

"Siklon Senyar itu bertabrakan dengan Siklon Koto yang menyebabkan hujan lebat yang terjebak di antara dataran Sumatera dan Semenanjung Malaysia, sehingga berputar-putar hujan lebat lebih dari dua hingga tiga hari. Di Pos Langsa (Aceh), tercatat (curah hujan) 380 mm, itu hujan satu bulan dijatuhkan dalam satu hari, jadi bisa kita bayangkan dahsyatnya bencana akibat Siklon Senyar," ujar Teuku.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa Indonesia kini harus lebih siap menghadapi siklon tropis yang mulai muncul di wilayah yang sebelumnya dianggap aman.

"Kita harus bersiap-siap bahwa Indonesia tidak lagi menjadi negara yang aman terhadap siklon tropis. Sejak beberapa tahun terakhir, BMKG sudah membentuk pusat peringatan siklon tropis (tropical cyclone warning centre), karena bagaimanapun kita harus waspada dengan ini," tuturnya.

Saat ini BMKG juga menggelar operasi modifikasi cuaca di tiga titik di Sumatera untuk membantu mengurangi intensitas hujan selama proses penyaluran bantuan bagi korban banjir di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Operasi tersebut dijalankan hingga Rabu (3 Desember 2025), dengan posko berada di Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda (Aceh), Posko Kualanamu (Medan), dan Bandara Internasional Minangkabau (Padang). 

(Sumber: Antara)

x|close