Badai Melissa Terjang Jamaika, Kecepatan Angin Capai 295 Km Per Jam

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Okt 2025, 13:54
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Badai Melissa melanda Jamaika Badai Melissa melanda Jamaika (BBC)

Ntvnews.id, Jamaika - Warga dan wisatawan menggambarkan ketakutan mereka ketika Badai Melissa menghantam Jamaika dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya badai terkuat yang pernah melanda negara kepulauan Karibia tersebut dalam sejarah modern.

Penduduk lokal dan turis bercerita bagaimana mereka berlindung di rumah dan hotel saat angin kencang merobohkan atap-atap bangunan serta memutus aliran listrik bagi hampir sepertiga dari 2,8 juta penduduk Jamaika.

Salah satu warga, Kabien, seorang ibu tiga anak yang mengelola salon kecantikan di kota Santa Cruz, berkata dengan nada panik, “Pintu-pintu sedang diterbangkan oleh angin.”

“Saya berusaha menggunakan tenaga saya sendiri untuk menghentikan angin yang menerobos masuk lewat pintu," tambajnya, dikutip dari BBC, Rabu, 29 Oktoberfest 2025.

Masih dengan suara gemetar, Kabien mengatakan, “Air masuk melalui atap rumah,” sebelum menambahkan, “Saya tidak baik-baik saja.” Ia juga mengaku bahwa ketiga anaknya “sangat, sangat ketakutan.”

Menurut Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (US National Hurricane Center/NHC), Melissa mendarat di wilayah barat daya Jamaika, dekat kota New Hope, pada Selasa sore, 28 Oktober 2025. dengan kecepatan angin mencapai 185 mil per jam (295 km/jam).

Awalnya dikategorikan sebagai badai kategori lima, namun kemudian melemah menjadi kategori tiga setelah melintasi pulau tersebut. Pejabat setempat memperkirakan kekuatan badai akan terus menurun, meskipun tetap sangat berbahaya saat bergerak menuju Kuba dan kemudian Bahama.

Seorang wisatawan asal Inggris, Kyle Holmes dari Bolton, yang sedang berlibur bersama istri dan tiga putrinya berusia 7, 10, dan 12 tahun untuk menghadiri pernikahan keluarga, mengatakan kebahwa badai tersebut menyebabkan kerusakan besar. Ia menyebut hotel tempat mereka menginap, Grand Palladium Resort di Lucea, sekitar setengah jam dari Montego Bay, kini tampak seperti “zona bencana.”

Holmes mengatakan bahwa ia menumpuk perabotan di depan jendela kamar hotel untuk melindungi keluarganya dan bersyukur mereka selamat setelah melalui “pengalaman terburuk dalam hidup.”

Baca Juga: Hujan Badai Terjang Bekasi, 4 Rumah Warga Rusak Diterpa Angin Kencang

Dari Kingston, seorang warga bernama Winston Warren yang tinggal di bagian timur kota itu, kurang dari satu kilometer dari laut, mengatakan, “Ada saat-saat ketika kau hanya bisa bertanya-tanya — apakah ombak akan menerjang masuk ke rumahmu.”

Ia menambahkan, “Kami telah melihat banyak atap yang terbang.”

Sementara itu, Emma, wisatawan asal Essex, Inggris, yang berlibur di Montego Bay bersama keluarganya, mengatakan bahwa angin kencang telah menghancurkan jendela hotel mereka.

“Kami pindah ke ruangan aman karena anak-anak sangat ketakutan,” ujarnya.

“Jendela-jendela telah diterobos angin dan para staf bekerja keras untuk menjaga keselamatan kami. Kami semua baru saja pindah ke ruangan lain di gedung ini karena kaca di lobi tidak aman. Kami semua sangat ketakutan," tambahnya.

Seorang ilmuwan komputer asal Kingston bernama Damion mengatakan kepada BBC bahwa ia terbangun pada Selasa pagi dan mendapati angin begitu kencang hingga orang tidak bisa berdiri di luar rumah, menggambarkan betapa ekstremnya kondisi saat itu.

Warga lain, Simon Johnson (33), yang tinggal di Harbour View, Kingston, bersama istri dan dua saudara perempuannya, mengatakan keluarganya pernah menghadapi badai sebelumnya “tetapi tidak sebesar ini.” Tinggal hanya sekitar 200 meter dari pelabuhan, Simon mengaku merasa “cemas,” meskipun keluarganya telah menimbun persediaan makanan untuk seminggu ke depan. Ia menambahkan, banyak supermarket yang kosong dan roti sulit ditemukan di daerah tempat tinggalnya.

Pemerintah Jamaika sebelumnya telah mengeluarkan peringatan agar warga melindungi diri dengan kasur, berpindah ke ruangan bagian dalam, dan mengenakan helm jika memungkinkan. Otoritas kesehatan Jamaika juga memperingatkan potensi buaya berpindah tempat akibat banjir besar.

Baca Juga: Hujan Badai Terjang Tangerang Selatan, Papan Reklame Raksasa di Ciputat Timpa Rumah Warga

Badai Melissa dinyatakan sebagai badai terkuat dalam sejarah Jamaika sekaligus yang paling dahsyat di dunia sepanjang tahun ini. NHC memperingatkan akan adanya kondisi “katastrofik dan mengancam jiwa,” termasuk hujan deras, banjir bandang mematikan, dan tanah longsor.
Laporan menyebutkan sedikitnya tiga orang tewas di Jamaika, tiga di Haiti, dan satu di Republik Dominika akibat badai tersebut.

Banyak wisatawan menggambarkan situasi mereka seperti “terjebak di antara dua keadaan,” karena dua bandara internasional Jamaika ditutup, penerbangan dibatalkan, dan informasi dari maskapai sangat terbatas.

Rebecca Chapman, yang datang ke Lucea untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-25 bersama suami dan tiga putra remajanya, mengatakan ia tiba di Jamaika pada Kamis malam, tepat ketika persiapan menghadapi badai dimulai. Ia menceritakan kepada BBC Radio 4’s Today Programme, “Semua burung sudah pergi sehingga suasananya menjadi sangat sunyi. Rasanya seperti kota hantu,” sebelum badai menghantam pada Selasa.

Kementerian Luar Negeri Inggris (Foreign Office) juga mengeluarkan imbauan agar warga negara Inggris di Jamaika mematuhi instruksi otoritas setempat, “terutama jika ada perintah evakuasi.” 

x|close