Prabowo Dorong Penambahan Fakultas Kedokteran, Respons Kekurangan Dokter Nasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Okt 2025, 17:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Prabowo Subianto Pimpin Sidang Kabinet Paripurna di Genap Satu Tahun Pemerintahan Prabowo Subianto Pimpin Sidang Kabinet Paripurna di Genap Satu Tahun Pemerintahan (NTVnews.id/Deddy Setiawan)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan capaian penting dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menjadi salah satu program unggulan pemerintahannya. Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin, 20 Oktober 2025, yang bertepatan dengan genapnya satu tahun masa pemerintahannya, Prabowo mengungkapkan bahwa program tersebut telah digunakan oleh puluhan juta warga Indonesia.

“43 juta orang sudah menggunakan program cek kesehatan gratis. Saya kira program pertama kali di sejarah RI. Setiap warga negara berhak cek kesehatan gratis dalam satu tahun pada hari ultahnya,” ujar Presiden Prabowo.

Menurutnya, program ini tidak hanya memberi akses kesehatan kepada masyarakat, tetapi juga membantu negara melakukan pencegahan dini terhadap berbagai penyakit yang berpotensi menimbulkan beban biaya besar.

“Dan ini mampu kita bisa mencegah dini supaya biaya pengobatan lebih kurang kalau kita tahu dari dini, kekurangan penyakit rakyat kita. Walaupun ini membuat PR besar bagi kita,” lanjutnya.

Baca Juga: Prabowo Sebut Capaian Ekonomi Indonesia Jadi Salah Satu Terbaik di Dunia

Prabowo menjelaskan, dari hasil pemeriksaan gratis tersebut, banyak ditemukan masalah kesehatan gigi di masyarakat Indonesia.

“Karena ternyata hasil kesehatan gratis sebagian besar rakyat kita punya masalah di gigi, penyakit gigi. Artinya bahwa sekarang kita harus menghasilkan dokter gigi cukup banyak,” ujarnya.

Namun, di sisi lain, Prabowo menyoroti masih besarnya kekurangan tenaga medis di Indonesia.

"Padahal kita tahu dokter umum saja kita kekurangan, kekurangan sangat besar. Kalau tidak salah kekurangan di atas 140 ribu dokter. Kita juga kekurangan spesialis ribuan yang kita kurang. Ini PR dan tidak hanya kita,” tegasnya.

Presiden menambahkan, fenomena kekurangan tenaga medis juga dialami oleh banyak negara lain.

"Hampir semua negara saya kunjungi saya minta pendapat, pemerintahnya hampir semua menganggap kurang dokter. Dan tentunya negara yang kaya mereka bisa ambil dokter dari negara yang kurang kaya,” kata Prabowo.

Baca Juga: Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna Rayakan Satu Tahun Pemerintahan

“Lulusan dari mana-mana, ya tergiur karena Inggris kekurangan sangat banyak dan ambil dokter dari mana-mana. Jerman, Eropa Barat, Amerika, dokter perawat ambil dari mana-mana, mereka mampu ambil bayar dan sangat tinggi. Ini jadi masalah bagi kita,” tambahnya.

Karena itu, Prabowo menegaskan perlunya penyesuaian kebijakan pendidikan nasional untuk menjawab kebutuhan tenaga kesehatan yang meningkat.

"Artinya kebijakan pendidikan kita harus disesuaikan. Berarti kita harus tambah fakultas kedokteran, dan fakultas kedokterannya pun harus ditambah mahasiswanya,” tegasnya.

Ia juga mengusulkan agar pemerintah memberikan perhatian lebih kepada pendidikan kedokteran melalui dukungan beasiswa.

“Dan kalau perlu bisa ditambah beasiswa, LPDP mungkin prioritas paling atas kedokteran,” terang Prabowo.

x|close