Presiden Nepal Serukan Persatuan Nasional Usai Demo Berdarah dan Mundurnya PM Oli

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Sep 2025, 22:05
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. (ANTARA)

Ntvnews.id, Kathmandu - Presiden Nepal, Ramchandra Paudel, menyerukan persatuan nasional setelah gelombang unjuk rasa yang menewaskan 19 orang akibat penolakan terhadap larangan media sosial. Gejolak itu turut memicu pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Nepal, K.P. Sharma Oli.

"Saya mendesak semua orang, termasuk warga yang berunjuk rasa, untuk bekerja sama demi penyelesaian damai atas situasi sulit negara ini," kata Presiden Ramchandra Paudel dalam sebuah pernyataan usai para pengunjuk rasa membakar parlemen dan kantornya, dilansir dari AFP, Selasa, 9 September 2025.

"Saya mengimbau semua pihak untuk menahan diri, tidak membiarkan kerusakan lebih lanjut pada negara, dan untuk berunding," tambahnya.

Baca Juga: Krisis Politik di Nepal, PM Sharma Oli Mundur, Massa Serbu Kediaman Presiden

PM Oli resmi mundur pada Selasa, 9 September 2025, di tengah gelombang aksi hari kedua di ibu kota, Kathmandu. Langkah itu diambil setelah para demonstran membakar sejumlah kantor pemerintahan serta rumah para pejabat tinggi, termasuk kediaman PM Oli sendiri.

Pengunduran diri Oli dan sejumlah anggota parlemen lain terjadi sehari setelah aparat kepolisian melepaskan tembakan ke arah demonstran muda, menewaskan sedikitnya 19 orang.

Baca Juga: BMKG Pastikan Gempa Nepal-China Tidak Berdampak pada Indonesia

Pada Selasa pagi, pemerintah sempat mencabut larangan penggunaan sejumlah platform media sosial, termasuk WhatsApp dan Instagram. Namun, kebijakan tersebut tak mampu meredakan amarah publik yang sudah lama terakumulasi akibat isu korupsi dan ketidakadilan sosial. Sebagai langkah pencegahan, pemerintah memberlakukan jam malam, tetapi situasi tetap tidak terkendali.

Gelombang protes baru pun meletus di Kathmandu. Massa menyerbu gedung administrasi utama yang juga menjadi kantor PM Oli. Tak hanya itu, mereka membakar rumah para elit politik, kantor partai, markas polisi, hingga bangunan pemerintah. Pasukan keamanan yang disiagakan tidak mampu mencegah kerusakan besar tersebut.

x|close