Menteri Kebudayaan Fadli Zon Tampilkan Kekayaan Budaya Indonesia di Forum Global

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Agu 2025, 17:27
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menghadiri High-Level Dialogue on Cultural and Creative Industries (HLD-CCI) di Gyeongju, Korea Selatan, Kamis (28/8/2025) Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menghadiri High-Level Dialogue on Cultural and Creative Industries (HLD-CCI) di Gyeongju, Korea Selatan, Kamis (28/8/2025) (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa ekonomi budaya Indonesia sangat bergantung pada industri budaya dan kreatif. Hal ini disampaikannya dalam dialog bersama Menteri Kebudayaan dunia serta delegasi APEC.

“Di Indonesia, ekonomi budaya bertumpu pada mega diversity kita 17.000 pulau, 1.340 kelompok etnis, dan 718 bahasa. Dari layar bioskop yang mencatat 122 juta penonton pada 2024, hingga ekspor batik yang meningkat 76 persen di kuartal pertama 2025, bukti nyata ini menunjukkan bahwa budaya adalah sektor riil, pencipta kerja, dan penggerak investasi,” ujar Menbud dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2025.

Ia menambahkan bahwa industri budaya dan kreatif (Cultural and Creative Industries/CCI) perlu dipandang sebagai katalis baru dalam memperkuat kerja sama ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.

Fadli menyebutkan bahwa secara global, CCI telah membangun ekosistem senilai 4,3 triliun dolar AS, atau sekitar 6 persen dari perekonomian dunia, dengan kontribusi 30 juta lapangan kerja yang sebagian besar berasal dari UMKM dan tenaga muda.

Sejalan dengan itu, Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan, Chae Hwi-young, mengungkapkan bahwa diskusi formal dalam forum APEC sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari industri budaya.

Menbud Fadli juga menyoroti pentingnya transformasi digital dan kecerdasan buatan (AI) dalam mendorong perkembangan CCI. Ia menyampaikan bahwa Indonesia kini menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, dengan pertumbuhan mencapai 414 persen antara 2017 hingga 2021, dan diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS pada akhir 2025.

Ia juga mengingatkan akan adanya kesenjangan digital serta potensi risiko AI, seperti bias algoritmik, eksklusi bahasa, dan penyalahgunaan data budaya.

Dalam sesi terakhir dialog bersama para Menteri Kebudayaan negara anggota APEC, Fadli menekankan bahwa budaya merupakan kekuatan pemersatu sekaligus penguat harmoni antarbangsa, baik di tingkat regional maupun global.

Ia menegaskan peran Indonesia dalam diplomasi budaya, termasuk keterlibatan aktif dalam mendorong nominasi warisan budaya di UNESCO bersama negara-negara sahabat, seperti Kebaya bersama empat negara ASEAN, Jaranan dengan Suriname, serta inisiatif baru mengenai Rice Culture yang melibatkan ASEAN dan Korea Selatan.

“Budaya adalah jembatan dan penguat di tengah perbedaan, fondasi yang memperkuat jaringan sosial dan membangun perdamaian,” demikian ungkap Menbud Fadli.

(Sumber: Antara)

x|close