Kemenkes Tunjuk Etana Jadi Laboratorium Pusat Unggulan untuk Vaksin dan Bioteknologi

Ntvnews.id, Jakarta - PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) telah mendapatkan pengakuan resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai salah satu Laboratorium Pusat Unggulan (Center of Excellence/CoE) dalam bidang pengembangan vaksin dan produk bioteknologi.

Menurut Andreas Donny Prakasa selaku Head of Corporate Relation Etana, penunjukan ini menjadi motivasi kuat bagi perusahaan untuk semakin memperdalam riset, menjalin kolaborasi yang lebih luas, dan mendorong inovasi di sektor kesehatan.

"Kami siap memperkuat kapasitas riset, teknologi, dan sumber daya manusia agar Indonesia dapat berperan lebih strategis dalam ekosistem kesehatan global," ujarnya melalui pernyataan tertulis dari Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2025.

Penunjukan tersebut diatur melalui Keputusan Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan dengan nomor HK.02.02/E/1504/2025, dan berlaku selama tiga tahun ke depan. Dalam periode tersebut, Etana diberikan tanggung jawab untuk menjalankan penelitian dan pengembangan di bidang vaksin serta produk bioteknologi.

Selain itu, Etana juga diminta untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan memfasilitasi kerja sama riset lintas negara, khususnya dengan anggota Organization of Islamic Cooperation (OIC).

Donny menambahkan bahwa Etana akan mempercepat pengembangan pipeline vaksin serta produk berbasis bioteknologi. Di samping itu, perusahaan juga akan mengembangkan kapasitas para peneliti dan tenaga medis melalui program pelatihan, sekaligus memperluas jaringan kolaborasi dengan institusi internasional.

“Sebagai Center of Excellence, Etana memiliki peran strategis tidak hanya dalam penguatan riset internal, tetapi juga sebagai platform kolaborasi dengan universitas, lembaga riset, dan industri farmasi di tingkat nasional maupun global,” kata Donny.

Sebagai bagian dari tanggung jawabnya, Etana akan secara rutin menyampaikan laporan mengenai progres kegiatan penelitian dan pengembangan vaksin serta produk bioteknologi kepada Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan.

(Sumber: Antara)