Ntvnews.id, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa realisasi anggaran untuk program makan bergizi gratis (MBG) telah mencapai Rp7,9 triliun hingga saat ini.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa capaian tersebut melebihi estimasi sebelumnya yang hanya berkisar Rp6 triliun sampai akhir bulan Juli.
"Penyerapannya Alhamdulillah hari ini sudah mencapai Rp7,9 triliun, padahal kami kemarin memperkirakan Juli itu akhir hanya Rp6 triliun," ujar Dadan dalam konferensi pers terkait Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 yang digelar di Jakarta pada Selasa.
Ia juga memperkirakan bahwa tren peningkatan realisasi anggaran ini akan terus berlanjut selama dua bulan ke depan. Menurut Dadan, target penyerapan anggaran pada bulan Agustus dipatok mencapai Rp9 triliun. Selanjutnya, pada bulan September, program MBG ditargetkan dapat menjangkau hingga 50 juta penerima manfaat, dengan nilai anggaran terserap sekitar Rp19 triliun.
Adapun pada Oktober, jumlah penerima manfaat ditargetkan meningkat menjadi 72 juta orang, dengan anggaran yang terserap sebesar Rp37 triliun. Jumlah tersebut terus meningkat di bulan November dengan target 75 juta penerima manfaat dan penyerapan anggaran sekitar Rp59 triliun.
"Dan, di akhir Desember kita akan menyerap Rp76 triliun. Jadi, anggaran yang Rp71 triliun (dalam APBN) itu untuk makan bergizinya sendiri kan Rp52 triliun. Jadi, kami untuk makan bergizinya saja akan membutuhkan tambahan Rp24 triliun," jelasnya.
Baca Juga: Beda Pernyataan Dedi Mulyadi Sebelum dan Sesudah Tragedi Makan Gratis di Garut
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp71 triliun untuk program MBG. Dari total tersebut, sebesar Rp51,5 triliun diperuntukkan khusus untuk pengadaan bahan pangan bergizi, sedangkan sisanya dialokasikan untuk belanja modal, kebutuhan pegawai, serta aspek teknis dan manajemen pendukung program.
Di samping fokus pada anggaran, BGN juga terus mempercepat pembangunan infrastruktur berupa satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
Dadan menjelaskan bahwa saat ini telah berdiri sebanyak 3.338 SPPG yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan telah memberikan layanan kepada sekitar 8,2 juta penerima manfaat.
"Dalam dua hari ke depan, kami prediksi jumlah penerima manfaat akan tembus lebih dari 10 juta," tambah Dadan.
Terkait percepatan pembangunan SPPG, BGN menjalankan tiga strategi utama, yakni: bermitra dengan sektor swasta; membangun 1.542 unit SPPG melalui anggaran APBN; serta mendirikan 6.000 unit di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah.
"Seluruh infrastruktur kami targetkan rampung Oktober, sehingga November kami hanya mengisi administrasi dan memberikan pelayanan kepada penerima manfaat," tutupnya.
(Sumber : Antara)