Terkuak! PSK di IKN Penuhi Kebutuhan Seksual Buruh dan ASN

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Jul 2025, 14:38
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Suasana KiPP IKN di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Suasana KiPP IKN di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. (ANTARAFOTO/Aditya Nugroho)

Ntvnews.id, Jakarta - Fenomena praktik prostitusi di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali mencuat. Aktivitas para pekerja seks komersial (PSK) di wilayah yang digadang-gadang menjadi simbol masa depan Indonesia itu, kini menjadi sorotan tajam setelah dugaan praktik perdagangan orang terungkap melibatkan pekerja proyek hingga aparatur sipil negara (ASN) sebagai pelanggan.

Ketua Umum Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (Jarnas TPPO), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa dirinya telah menerima laporan langsung terkait aktivitas prostitusi terselubung yang terjadi di IKN. Laporan itu kemudian diteruskan kepada Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Wahyu Widada.

“Misalnya, mohon izin terakhir, tempat-tempat seperti ini, kemarin baru saja saya bilang ke pak Kabareskrim, IKN sudah terkenal dengan bordil-bordilnya yang melayani para tukang dan ASN yang kesepian,” ujar Rahayu dalam sebuah diskusi yang digelar di Kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Kamis, 31 Juli 2025.

Baca Juga: PSK Online Ditemukan Tewas Mengenaskan di IKN, Polisi Tangkap Pelaku yang Kabur ke Cianjur

Ilustrasi: Warga berjalan dan berfoto di Taman Kusuma Bangsa, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.  <b>(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz/pri.)</b> Ilustrasi: Warga berjalan dan berfoto di Taman Kusuma Bangsa, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz/pri.)

Rahayu menegaskan bahwa para perempuan yang terjerat dalam lingkaran prostitusi di IKN umumnya merupakan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Meskipun sebagian dari mereka menyadari kondisi tersebut, namun keterbatasan pilihan dan tidak tersedianya pekerjaan layak memaksa mereka bertahan dalam situasi itu.

Ia bahkan menyebut, apabila para korban ditanya langsung apakah mereka mau bertahan di dunia itu jika ada pilihan pekerjaan yang lebih baik, maka jawabannya hampir pasti tidak. Tapi mereka terjebak, dan tidak bisa keluar begitu saja karena beban sosial dan ekonomi.

Ia juga menyebutkan bahwa permasalahan serupa tidak hanya terjadi di IKN, tetapi juga banyak ditemukan di kawasan lain seperti Papua, di mana korban TPPO kerap dieksploitasi untuk melayani para pekerja tambang. "Papua itu terkenal melayani mereka yang bekerja di tambang-tambang," ujar dia.

Baca Juga: Kaget Dengar Banyak PSK di IKN, Cak Imin: Waduh Gawat, Harus Dicek

Menurut Rahayu, penting bagi pemerintah untuk melihat akar persoalan ini secara menyeluruh dan menyediakan solusi jangka panjang, termasuk penyediaan lapangan kerja yang layak bagi kelompok rentan. Keberpihakan terhadap korban, menurutnya, menjadi kunci utama dalam menekan angka TPPO yang kian mengkhawatirkan.

"Jadi jangan semudah itu berpikir bahwa ooh nggak kaitannya, semuanya berkaitan. Jadi ini memang ada di depan mata, tinggal bagaimana kita mau berpihak, keberpihakan kita untuk memastikan," tandasnya.

x|close