Ntvnews.id, Jakarta - Anggota Komisi XIII DPR RI Sohibul Iman meminta dibentuk tim pencari fakta guna mengusut tuntas soal kasus penyiksaan terhadap eks pemain Oriental Circus Indonesia (OCI). Karena, ada beda keterangan antara para korban serta pendiri OCI soal dugaan eksploitasi dan penyiksaan.
"Tentu ini harus dicari fakta yang sesungguhnya seperti apa dan itu hanya bisa kalau kita memiliki tim pencari fakta yang independen untuk melihat hal tersebut," ujar Sohibul dalam rapat Komisi XIII bersama para korban OCI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 23 April 2025.
Di samping itu, kata dia, perlu ada suatu sistem pengawasan agar setiap rekomendasi soal kasus ini bisa terlaksana. Khususnya, pengawasan dalam pemenuhan hak-hak para korban.
"Selebihnya saya kira kita harus kemudian juga membuat entah nentuknya apa tapi kita harus mengawasi tentang rekomendasi ini seperti mengawasi pemulihan hak korban ini juga menurut saya penting sekali tadi," tuturnya.
Diketahui, sirkus OCI tengah menjadi polemik dan sorotan publik. Para eks pemain sirkusi mengaku selama bekerja mendapat eksploitasi dan penyiksaan. Di hadapan jajaran Komisi XIII DPR RI, Fifi Nur Hidayah, salah satu korban, mengaku mendapat penyiksaan selama dirinya dilatih sirkus baik oleh OCI atau Taman Safari Indonesia.
Penyiksaan semakin terjadi ketika Fifi dipindah ke Taman Safari Indonesia sekitar tahun 1980-an. Bukan hanya pukulan, Fifi juga sempat disetrum hingga dipasung akibat pernah kabur namun tertangkap.
"Saya pikir hidup saya lebih baik di sana. Saya tidak dapat penyiksaan. Ternyata di Taman Safari saya lebih..," kata Fifi seraya menangis.
"Lebih keras lagi saya dilatih. Saya dapat penyiksaan lagi pak. Sampai saya melarikan diri Karena saya enggak tahan," sambung dia.
Sebelumnya, Founder Oriental Circus Indonesia (OCI) dan Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, membantah semua tuduhan para eks pemain sirkus. Menurut Tony, pelatihan sirkus memang menuntut kedisiplinan tinggi, namun bukan berarti ada praktik kekerasan atau penyiksaan seperti yang dituduhkan oleh sejumlah pihak.
"Betul, pendisiplinan itu kan dalam pelatihan ya, pasti ada. Saya harus akui. Cuma kalau sampai dipukul pakai besi, itu nggak mungkin," kata Tony di Jakarta, Kamis, 17 April 2025.
Tony pun membantah kabar mengenai penyiksaan terhadap pemain sirkus yang beredar di media. Ia menyebut tudingan itu tidak masuk akal dan cenderung dibuat-buat untuk menarik simpati masyarakat.
"Kalau dibilang penyiksaan, ya itu membuat sensasi saja. Supaya orang yang dengar jadi kaget, serius gitu ya. Kalau benar-benar seperti itu, ya tidak masuk akal," tandasnya.