Ntvnews.id
Dalam wawancara eksklusif bersama tujuh jurnalis media nasional yang disiarkan melalui TVRI pada Selasa, 8 April 2025, Presiden menyampaikan bahwa inisiatif ini bukanlah konsep baru, melainkan telah sukses diterapkan di beberapa negara, seperti India, Brasil, dan Amerika Serikat.
“Begitu makan bergizi, angka kemiskinan menurun karena uang beredar di desa. Ini bukan ide baru. Brazil sudah laksanakan 11 tahun, India juga,” tutur Presiden menegaskan.
Lebih dari sekadar penyediaan nutrisi, Prabowo menekankan bahwa program MBG juga merupakan alat untuk mendukung pemerataan ekonomi dan memperkuat demokrasi.
Dengan mengalirkan anggaran ke tingkat desa melalui dapur komunitas, peternak ayam, dan petani program ini diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat lokal secara signifikan.
Baca juga: Prabowo dan Presiden MBZ Bahas Upaya Perdamaian di Gaza
Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan, Presiden menekankan pentingnya sistem pengawasan berlapis. Ia memerintahkan agar pengawasan dimulai dari kepala sekolah, dilanjutkan ke kepala daerah, hingga aparat kepolisian.
“Pengawasan sangat penting. Kita latih manajer, kepala sekolah harus segera lapor kalau makanannya tidak layak. Saya tidak bisa dibohongi. Dari warna minyak goreng, dari jenis telur yang disajikan, saya bisa lihat,” tegasnya.
Prabowo turut mengungkap berbagai tantangan teknis di lapangan, mulai dari penggunaan minyak goreng bekas, telur dadar yang dicampur tepung sehingga tidak menjamin asupan protein maksimal, hingga praktik penyimpangan kecil seperti makanan yang dibawa pulang dari dapur umum.
Meski menghadapi sejumlah kendala, Presiden tetap menunjukkan keyakinan bahwa program ini dapat berjalan optimal jika dikelola dengan sistem organisasi yang solid dan pendekatan replikasi dari model yang telah terbukti sukses.
Ia memberikan contoh keberhasilan program distribusi makanan bergizi bagi ibu hamil yang menjangkau wilayah terpencil, dilakukan dengan dukungan penyuluh KB dari BKKBN.
“Saya bangga, kita bahkan kirim makanan bergizi ke ibu hamil sampai ke pulau terluar dan pegunungan. Mungkin ini satu-satunya di dunia. Biayanya lebih mahal, tapi inilah risiko negara besar seperti kita,” ujarnya penuh semangat.
Prabowo juga menyebutkan peran penting tim pelaksana, termasuk Badan Gizi Nasional yang dipimpin oleh Dadan Hindayana, yang menurutnya telah bekerja tanpa kenal lelah demi mewujudkan keberhasilan program ini.
(Sumber: Antara)