Kandungan Mikroplastik Berbahaya yang Dapat Menyentuh Kulit

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Okt 2025, 07:59
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Warga berolahraga di tengah hujan saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu 9 Februari 2025. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz Warga berolahraga di tengah hujan saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu 9 Februari 2025. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) mengingatkan bahwa mikroplastik yang kini ditemukan dalam air hujan mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif pada kulit manusia.

“Mikroplastik bukan hanya partikel plastik murni, tapi juga membawa berbagai bahan kimia tambahan dari proses produksinya,” ujar Anggota Perdoski, dr. Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV, saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Menurut Arini, di dalam partikel mikroplastik terkandung sejumlah zat aditif toksik seperti phthalates, bisphenol A (BPA), polyaromatic hydrocarbons (PAHs), diethylhexyl phthalate (DEHP), serta logam berat berbahaya seperti kadmium, merkuri, dan timbal. Zat-zat ini memiliki sifat iritan dan sensitisasi kuat, yang berpotensi memicu dermatitis iritan kontak maupun dermatitis alergi kontak, khususnya pada orang dengan kulit sensitif atau memiliki riwayat eksim atopik.

Selain itu, Arini menambahkan bahwa partikel mikroplastik dapat membawa polutan udara seperti jelaga dan ozon. Polutan tersebut dapat memperburuk stres oksidatif pada kulit, menyebabkan penuaan dini, kerusakan kolagen, serta gangguan fungsi sawar kulit (skin barrier dysfunction).

Baca Juga: Dampak Buruk Air Hujan Mikroplastik pada Kulit

“Yang paling berbahaya sebenarnya bukan hanya partikel plastiknya, tetapi kombinasi antara partikel mikroplastik dan bahan kimia toksik yang melekat di permukaannya, karena keduanya bekerja sinergis merusak sel kulit dan mempercepat proses inflamasi,” jelasnya.

Ia menilai fenomena hujan mikroplastik kini menjadi hal yang patut diwaspadai. Kondisi ini menandakan bahwa polusi plastik telah memasuki atmosfer dan turun bersama hujan, sehingga bersentuhan langsung dengan kulit manusia setiap harinya.

Untuk mencegah efek buruknya terhadap kesehatan kulit, Arini menyarankan masyarakat agar menjaga integritas sawar kulit, karena kulit yang sehat merupakan pertahanan alami tubuh. Ia menyebutkan, “Gunakan sabun lembut tanpa SLS, rutin memakai pelembap dengan kandungan ceramide atau niacinamide, dan hindari sabun antiseptik keras yang dapat merusak lapisan pelindung alami kulit.”

Selain itu, ia menganjurkan agar masyarakat segera membersihkan kulit setelah terkena hujan atau debu, sebab mikroplastik dapat menempel pada keringat dan minyak kulit. “Mencuci wajah dan tubuh dengan air bersih serta sabun ringan dapat membantu mengurangi akumulasi partikel tersebut,” tambahnya.

Baca Juga: Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Menkes Imbau Pakai Masker dan Jangan Keluar Rumah

Arini juga menekankan pentingnya menggunakan pakaian pelindung dan sunscreen saat beraktivitas di luar ruangan. Menurutnya, sunscreen tidak hanya berfungsi untuk mencegah efek sinar UV, tetapi juga bertindak sebagai lapisan tambahan yang mengurangi kontak langsung partikel mikroplastik dengan kulit.

Di tingkat masyarakat yang lebih luas, ia menegaskan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai serta mendukung kebijakan pengelolaan limbah plastik. “Akar masalah hujan mikroplastik berasal dari polusi plastik yang terus meningkat di lingkungan,” ujarnya.

(Sumber : Antara)

x|close