Ntvnews.id, Jakarta - Musisi harpa dan pelaku seni peran Maya Hasan, bersama kakak-kakaknya, menginisiasi penyelenggaraan Turnamen Catur Yunior H.M. Hasan Cup 2025—sebuah turnamen nasional yang ditujukan untuk mengenang sosok ayah mereka, H.M. Hasan, seorang tokoh nasional, mantan menteri di era Presiden Soekarno, sekaligus pecinta catur sejati.
Turnamen ini akan berlangsung pada 23–24 Agustus 2025 di Gedung KONI DKI Jakarta, Tanah Abang, dan memperlombakan dua kelompok usia: 10 dan 12 tahun, dalam dua format: Catur Cepat (Rapid Chess) dan Catur Kilat (Blitz Chess). Dengan menggandeng Percasi DKI Jakarta dan Hendry Jamal sebagai Direktur Turnamen, event ini menargetkan kehadiran lebih dari 200 pecatur muda dari berbagai daerah, dengan total hadiah mencapai Rp40 juta.
“Turnamen ini adalah bentuk cinta kami kepada Papa—dan kepada Indonesia,” ujar Maya Hasan.
“Catur bukan sekadar hobi bagi Papa, melainkan jalan hidup. Dari filosofi catur, beliau belajar strategi, kesabaran, dan tanggung jawab yang kemudian ia terapkan dalam menjalankan kesehariannya, baik itu dalam usaha bisnis, maupun membesarkan kami,” lanjut Maya.
Tak sendirian, Maya pun didukung oleh ketiga kakaknya, termasuk musisi dan komposer Iwan Hasan, yang juga dikenal sebagai pelopor rock progresif Indonesia. Iwan mengenang masa kecilnya yang istimewa—saat rumah mereka menjadi “markas” para pecatur, tempat diskusi dan latihan tanpa henti. “Pulang kerja, Papa langsung buka jas dan duduk di papan catur, bermain bersama para tamu yang sudah menunggunya sejak sore,” kenangnya.
“Papa bahkan sempat bermain cepat dengan Bobby Fischer. Dari lima kali, ia satu kali menang. Bagi Papa, itu bukan tentang menang atau kalah. Tapi soal bagaimana catur mempertemukan manusia dari berbagai belahan dunia, dan membangun bangsa lewat logika dan ketekunan,” tutur Iwan dengan mata berkaca.
“Kami mengenang Papa bukan hanya sebagai orang tua, tapi juga sebagai tokoh yang sepanjang hidupnya aktif mendukung dunia catur Indonesia," kenang Iwan.
H.M. Hasan bukan sekadar penikmat catur—beliau adalah pelaku dan penggerak. Sepanjang hayatnya, ia mendukung puluhan kejuaraan di tanah air baik sebagai donatur maupun sponsor, untuk mendorong perkembangan para pecatur muda Indonesia termasuk Utut Adianto, agar mendapat gelar Master Internasional dan Grand Master Internasional FIDE. Dari catur, H.M. Hasan bersahabat dekat dengan tokoh-tokoh besar seperti Florencio Campomanes (Presiden FIDE), bahkan menjalin koneksi dengan Garry Kasparov hingga Bobby Fischer, pecatur-pecatur kelas dunia.
H.M. Hasan bukan sekadar penikmat catur—beliau adalah pelaku dan penggerak. Sepanjang hayatnya, ia mendukung puluhan kejuaraan di tanah air baik sebagai donatur maupun sponsor, untuk mendorong perkembangan para pecatur muda Indonesia (dok)
Salah satu kisah paling membekas adalah saat H.M. Hasan turut mengorganisasi pertandingan Soviet vs Rest of The World (ROW) di London tahun 1984—pertarungan legendaris yang disebut sebagai salah satu laga catur paling epik & monumental abad itu.
Meski dikenal sebagai pengusaha dan menteri di era Presiden Soekarno, H.M. Hasan meyakini bahwa kecintaan pada catur adalah bagian dari dedikasinya pada bangsa.
“Kami ingin generasi muda Indonesia mengenal nilai-nilai itu dan mewujudkan mimpi Papa: Indonesia berjaya di pentas dunia lewat kecerdasan,” pungkas Maya Hasan.
Melalui turnamen ini, keluarga H.M. Hasan berharap lahir generasi penerus: pecatur muda Indonesia yang bisa melangkah sejauh Utut Adianto, Susanto Megaranto, bahkan mungkin lebih jauh lagi—mewujudkan cita-cita H.M. Hasan: Indonesia yang tangguh, cerdas, dan dihormati dunia.