Ntvnews.id, Hong Kong - Seorang pria berusia 47 tahun di Hong Kong terpaksa kehilangan kaki kirinya setelah menjalani akupuntur yang menyebabkan infeksi bakteri parah.
Dilansir dari MalayMail, Senin, 5 Mei 2025, kaki kirinya diamputasi beberapa hari setelah perawatan akupuntur yang dilakukan di dua klinik pengobatan tradisional Tiongkok.
Menurut juru bicara Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP), tim penyelidik menduga bahwa praktisi pengobatan tersebut tidak mengikuti prosedur pengendalian infeksi dengan ketat saat melakukan akupuntur.
Kejadian berawal ketika pria yang identitasnya tidak diungkapkan mengalami cedera pada punggung serta mati rasa pada tungkai dan kakinya. Pada 7, 9, dan 10 April 2025, ia memutuskan untuk menjalani akupuntur di dua klinik pengobatan tradisional Tiongkok yang berbeda.
Baca Juga: 5 Cara Memancungkan Hidung Secara Alami Tanpa Operasi, Dijamin Aman!
Beberapa hari kemudian, pada 11 April 2025, ia mulai merasa demam dan nyeri pada pahanya, sehingga ia memutuskan untuk mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Hong Kong.
Ia kemudian didiagnosis dengan syok septik dan fasitis nekrotikans, yang juga dikenal sebagai “infeksi pemakan daging”. Pada 12 April 2025, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Queen Mary dan menjalani amputasi kaki pada 13 April 2025.
Pihak berwenang memastikan bahwa ia tidak bepergian ke luar negeri, tidak memiliki luka kulit, dan tidak berhubungan dengan orang yang terinfeksi selama masa inkubasi.
Pengujian lingkungan di salah satu klinik yang dikunjungi korban, yakni klinik Causeway Bay, menemukan adanya kontaminasi bakteri Streptococcus A, yang secara genetik cocok dengan infeksi yang diderita korban.
Baca Juga: Operasi AB Moskona Ditutup, Iptu Tomi Marbun Tak Ditemukan
Pengujian lebih lanjut masih berlangsung. Departemen Kesehatan menyatakan bahwa jika ditemukan kesalahan dalam prosedur, kasus ini bisa dirujuk ke Dewan Pengobatan Tiongkok Hong Kong untuk tindakan disipliner.
Kepala Serikat Praktisi Pengobatan Tiongkok, Sung Chuk-kei, meminta masyarakat agar tidak menggeneralisasi kasus ini, meskipun ia mengakui bahwa ada kebutuhan untuk protokol kebersihan yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih baik dalam sektor ini. Menurut CHP, korban memiliki kondisi medis yang mendasari dan saat ini dalam kondisi stabil di rumah sakit.