Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemerintah berhasil menjaga ketersediaan liquefied natural gas (LNG) di dalam negeri sehingga Indonesia tidak perlu melakukan impor pada 2025.
“Sekalipun awalnya defisitnya itu 50 kargo, kita bagaimana pun caranya mengatur sampai alhamdulillah tidak melakukan impor,” ujar Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin.
Bahlil menjelaskan defisit LNG muncul karena pertumbuhan konsumsi domestik melebihi prediksi pemerintah, sementara pengelola wilayah kerja (WK) gas bumi telah terlanjur mengikat kontrak ekspor. Kontrak ekspor terjadi karena saat pengembangan wilayah kerja atau plan of development (POD), pengelola harus memastikan adanya pasar untuk LNG, sementara pasar dalam negeri saat itu belum mampu menyerap.
“Ini kita tidak bisa mundur (dari kontrak ekspor), kita harus menghadapinya, karena kalau tidak, kita bisa di-blacklist global,” ujar Bahlil pula.
Ia menambahkan Presiden Prabowo Subianto saat ini menekankan pentingnya kedaulatan energi nasional, salah satunya melalui pengurangan impor energi.
Baca Juga: Mentan Amran Segel 250 Ton Beras Impor Ilegal Masuk ke Sabang
Untuk menyeimbangkan kebutuhan dalam negeri dan komitmen ekspor, pemerintah akhirnya memutuskan menunda sebagian kargo ekspor hingga 2026 agar pasokan domestik dapat terpenuhi. Secara terpisah, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan bahwa strategi pemerintah juga dilakukan dengan mengalihkan pasokan ekspor dari wilayah lain.
“Nanti yang Natuna kami maksimalkan (ekspor) ke Singapura. Kemudian, ada yang kami ambil kargo dari ekspor untuk ke dalam negeri. Itu kami divert (alihkan) untuk (ekspor) ke tahun berikutnya,” ujar Djoko.
Terkait kebutuhan LNG pada 2026, Djoko mengatakan pembahasan masih berlangsung namun pemerintah yakin ketersediaannya dapat tetap terjaga.
“2026 lagi dibahas. Insya Allah kami atur dengan cara yang sama,” kata Djoko pula.
(Sumber : Antara)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi keterangan ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin 24 November 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri/aa. (Antara)