Kementerian Ekraf, AWS dan Dicoding Kukuhkan 5 Inovator Digital dalam Hackathon 2025 “AI for Creative Economy”

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Okt 2025, 17:26
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kementerian Ekraf, AWS, dan Dicoding Perkuat Inovasi Digital Lewat Hackathon 2025 “AI for Creative Economy” Kementerian Ekraf, AWS, dan Dicoding Perkuat Inovasi Digital Lewat Hackathon 2025 “AI for Creative Economy” (Plt. Kepala Biro Komunikasi)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) bersama Amazon Web Services (AWS) dan Dicoding menobatkan lima inovator digital terbaik dalam Hackathon 2025 “AI for Creative Economy”, yang menghasilkan 44 produk berbasis kecerdasan buatan (AI) dari talenta muda di 28 kota di Indonesia. 

Kementerian Ekraf  menggandeng Amazon Web Services (AWS) dan Dicoding untuk menyelenggarakan Hackathon 2025 bertema “AI for Creative Economy”. Ajang ini melahirkan 44 produk berbasis AI yang dikembangkan oleh peserta dari 28 kota di 11 provinsi.

Dari total peserta, terpilih lima pemenang dengan karya inovatif, mulai dari platform kurasi film, pembuat profil usaha otomatis, generator iklan audio, asisten AI untuk fesyen dan kriya, hingga solusi digital bagi pelaku ekonomi kreatif.

Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyebut kegiatan ini sebagai wadah bagi talenta kreatif bangsa untuk menghadirkan solusi digital berbasis AI yang praktis dan aplikatif guna memperkuat ekosistem ekonomi kreatif Indonesia.

Baca Juga: Film Animasi Garuda di Dadaku Rilis 2026, Kemenparekraf Siap Dorong ke Pasar Global

“Kita tidak hanya berbicara tentang teknologi, tetapi tentang manusia di baliknya. AI membuka peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dan menjangkau pasar global, namun pemanfaatan AI juga perlu dibarengi dengan literasi digital, etika, dan perlindungan hak cipta agar ekosistem kreatif tumbuh secara adil dan berkelanjutan. Kolaborasi dengan AWS, dan Dicoding melalui Hackathon ini menunjukkan bagaimana teknologi dan kreativitas dapat berpadu melahirkan solusi nyata bagi ekonomi kreatif Indonesia,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam keterangannya, Jumat, 24 Oktober 2025.

Acara puncak Hackathon berlangsung di kantor AWS Indonesia pada Kamis, 23 Oktober 2025, sebagai bagian dari program AWS Back-End Academy 2025 Online Hackathon yang digelar sejak 6 Agustus hingga 6 Oktober 2025. Para peserta juga mengikuti pelatihan dari AWS pada 21 Agustus 2025 yang mencakup dasar-dasar AI, pengolahan data, integrasi dataset, responsible AI, serta pengenalan Amazon Bedrock dan Amazon Sagemaker.

Para peserta diminta menciptakan aplikasi atau situs web berdasarkan lima kategori utama, yakni pemampu ekonomi kreatif, film dan musik, fesyen dan kriya, aplikasi dan gim, serta kuliner. Berdasarkan kriteria inovasi, orisinalitas, pemanfaatan layanan AWS, dan dampaknya terhadap ekosistem ekonomi kreatif, terpilih lima pemenang:

  1. Muhammad Dzakwan Alifi dengan Sorot.AI – AI Film Curation Platform

  2. Muhammad Iqbal Ali dengan LinkYuk AI – pembuat profil usaha otomatis untuk UMKM

  3. Ali Zaenal Abidin dengan Voice Prompter AI – generator iklan audio otomatis berbasis AWS Polly

  4. Andika Dwi Setya Nugraha dengan Djahid – asisten AI untuk industri fesyen dan kriya

  5. Nazriel Nur dengan CepatUsaha – solusi digital bagi pelaku ekonomi kreatif

Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi, Neil El Himam, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta dan pemenang Hackathon 2025. Ia menegaskan pentingnya adopsi AI untuk memperkuat daya saing dan produktivitas pelaku ekonomi kreatif.

Baca Juga: Saatnya Liburan di #IndonesiaAja, Kemenpar Dorong Wisata Domestik Saat Nataru 2025-2026

“Program Hackathon ini berhasil melahirkan produk-produk digital potensial yang dapat membantu pegiat usaha kreatif dalam menyediakan jasa bagi pelanggannya. Ini membuktikan bahwa AI bukan ancaman, melainkan peluang untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas karya. Peran kami adalah mendorong potensi ini melalui kolaborasi hexahelix dengan akademisi, bisnis, komunitas, begitu juga dengan akses pendanaan nantinya,” ujar Deputi Neil.

Direktur Teknologi Digital Baru, Dandy Yudha Feryawan, juga menekankan pentingnya keberlanjutan program kolaborasi ini.

“Fungsi Kementerian Ekraf adalah meningkatkan nilai tambah dari produk-produk digital yang dihasilkan oleh teman-teman peserta. Harapannya program kolaborasi bersama perusahaan teknologi besar AWS serta lembaga pendidikan Dicoding ini bisa di-expand dan kita bisa melibatkan industri sebagai off-taker dari hackathon-hackathon berikutnya,” jelas Dandy.

Amazon Web Services (AWS) merupakan penyedia layanan cloud terbesar di dunia dengan lebih dari 240 layanan digital, sementara Dicoding adalah perusahaan edtech Indonesia yang fokus pada pengembangan talenta digital melalui pelatihan teknologi. Sejak 2021, Dicoding telah berkolaborasi dengan AWS dalam berbagai program pengembangan dan inovasi digital, termasuk Hackathon 2025 bersama Kemenparekraf.

CEO Dicoding, Narendra Wicaksono, menilai sinergi visi antara Dicoding, AWS, dan Kemenparekraf menjadi kekuatan utama dalam menciptakan dampak positif bagi para pelaku ekonomi kreatif.

“Tujuan kami sebagai lembaga pendidikan adalah mencetak generasi yang berilmu, dan bisa menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami melihat kesamaan visi dengan Kementerian Ekraf dan AWS, dan senang sekali kolaborasi ini berhasil melahirkan beragam inovasi, seperti teknologi kurasi film dan pengembangan aplikasi yang berpotensi mendukung UMKM binaan Kementerian Ekraf,” ujar Narendra.

Baca Juga: Mobil Kontraktor Ringsek Tertimpa Pohon di Halaman Kantor Wali Kota Jakarta Utara

Sementara itu, Head of Training & Certification AWS Indonesia, Yashinta Bahana, menyambut positif keberhasilan Hackathon 2025 yang dinilai mampu menumbuhkan semangat inovasi dan kolaborasi di kalangan talenta muda.

“Di era ekonomi digital, literasi AI menjadi kunci daya saing global. Melalui Hackathon ‘AI for Creative Economy’ 2025 bersama Kementerian Ekonomi Kreatif dan Dicoding, AWS berkomitmen mendemokratisasi pendidikan AI dan memberdayakan talenta lokal. Hasilnya membuktikan potensi besar talenta Indonesia bila dibekali pelatihan berstandar dunia untuk menghadapi tantangan dan bersaing di tingkat global,” ungkap Yashinta.

 
 
 
x|close