Mulai November 2025, Bank Indonesia Bakal Pakai AI Pantau Inflasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 30 Sep 2025, 11:20
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Bank Indonesia Bank Indonesia

Ntvnews.id, Jakarta - Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur mengembangkan sistem peringatan dini berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang rencananya beroperasi pada Oktober atau November 2025. 

Adapun inovasi teknologi ini dirancang untuk memprediksi fluktuasi inflasi mingguan melalui analisis mendalam terhadap pergerakan harga komoditas strategis di pasar.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, mengatakan sistem ini merupakan terobosan  dalam manajemen stabilitas harga regional. 

"Dengan (teknologi) AI, kami dapat membaca pola inflasi, jadi cepat, kita minggu pertama, minggu kedua nih, saya sudah bisa kira-kira inflasi tersebut berapa di minggu ketiga. Nah makanya, dari minggu ke minggu ini kita ceritakan," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa 30 September 2025.

Baca juga: Juda Agung Resmi Menjabat Anggota DK OJK Ex-officio dari Bank Indonesia

Lebih lanjut, sistem AI itu nantinya mampu mengidentifikasi pergerakan harga komoditas secara real-time. 

Sebagai ilustrasi, algoritma dapat mendeteksi bahwa harga beras, cabai, dan bawang mengalami tren deflasi, sementara harga ikan laut menunjukkan potensi tekanan inflasi. 

"Dengan prediksi ini, pemerintah daerah dapat mengambil tindakan antisipatif secara lebih cepat dan tepat," lanjutnya.

Pengembangan sistem ini menjadi krusial mengingat Kalimantan Timur akan menghadapi transformasi ekonomi besar-besaran seiring pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Proyek megastruktur tersebut diperkirakan menyerap sekitar 10.000 tenaga kerja pada fase konstruksi intensif.

Menurutnya, lonjakan jumlah pekerja tersebut tidak hanya menciptakan peluang lapangan kerja, tapi juga berpotensi memicu tekanan permintaan terhadap kebutuhan primer, khususnya pangan dan akomodasi. 

Fenomena ini dapat menjadi bumerang jika tidak diantisipasi dengan strategi supply chain yang matang.

Merespons tantangan tersebut, pemerintah daerah menyiapkan tiga strategi komprehensif. 

Pertama, penguatan logistik dan pasokan pangan lokal dengan fokus pada wilayah penyangga IKN, terutama Penajam Paser Utara (PPU) dan Balikpapan. 

Baca juga: Bank Indonesia Kembali Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 Persen

Upaya ini mencakup intensifikasi sektor pertanian lokal seperti hortikultura, peternakan ayam, serta peningkatan produksi jagung untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yang diproyeksikan meningkat tajam.

Kedua, kolaborasi antar-daerah (Kerja Sama Antar-Daerah/KAD) dengan provinsi lain, khususnya Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, akan diperkuat untuk menjamin kelancaran rantai pasokan komoditas strategis. 

Kerja sama ini akan dioperasionalisasikan melalui skema business-to-business (B2B) untuk memasok berbagai komoditas kritis seperti telur, beras, dan kebutuhan pokok lainnya.

Ketiga, integrasi antara sistem AI dengan mekanisme respons kebijakan akan menciptakan ekosistem pengendalian inflasi yang adaptif. 

Menurutnya ketika sistem mendeteksi anomali harga, otoritas terkait dapat segera mengaktifkan mekanisme operasi pasar, penyesuaian stok strategis, atau koordinasi dengan pemasok.

x|close