Mentrans Iftitah Dorong Transmigran Jadi Pekerja Industri dan Pemilik Lahan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Sep 2025, 12:47
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Transmigrasi RI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara memberikan keterangan pers usai apel pemberangkatan komponen cadangan di Kantor Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu (24/9/2025) Menteri Transmigrasi RI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara memberikan keterangan pers usai apel pemberangkatan komponen cadangan di Kantor Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu (24/9/2025) (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Transmigrasi RI, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, menekankan agar para transmigran tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja, tetapi juga menjadi pemilik lahan produktif di kawasan transmigrasi.

Menurut Iftitah, setiap kawasan transmigrasi memiliki kondisi serta potensi ekonomi yang berbeda. Untuk itu, Kementerian Transmigrasi menurunkan para peneliti melalui program Tim Ekspedisi Patriot (TEP) guna melakukan riset sekaligus menentukan arah pembangunan ekonomi sesuai potensi lokal.

"Di beberapa tempat para patriot yang sekarang di 154 kawasan transmigrasi melaporkan, jalan rusak, infrastruktur kurang, jembatan putus dan sebagainya. Tapi contoh di Barelang, infrastrukturnya bagus. Di Melolo, Sumba Timur juga infrastrukturnya jauh lebih baik dibanding tempat lain," kata Iftitah di Jakarta, Rabu, 24 September 2025.

Baca Juga: Mentrans Iftitah Bentuk Satu Batalion Komcad, Bakal Diisi Para Transmigran

Seusai apel pemberangkatan komponen cadangan di Kementerian Transmigrasi, ia menegaskan bahwa pola pembangunan transmigrasi kini dijalankan dengan skema transmigrasi swakarsa berbantuan.

Skema tersebut melibatkan badan usaha sebagai mitra transmigran sehingga pembiayaan tidak sepenuhnya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan juga investasi swasta.

"Contoh di Melolo (Sumba Timur) itu bujet APBN terbatas, hanya beberapa puluh miliar, sementara dari swasta itu bisa mencapai Rp9,2 triliun. Saya kemarin baru pulang dari Merauke juga sama. Bujet kami terbatas hanya Rp100-200 miliar untuk pembangunan kawasan transmigrasi di Salor, Merauke. Tapi di situ ada dunia usaha siap investasi sampai Rp150 triliun," ujarnya.

Baca Juga: Cegah Kebocoran, Mentrans Iftitah Perkuat Pengawasan Anggaran

Dengan hadirnya investasi skala besar, transmigran diharapkan mendapatkan manfaat ganda, yakni bekerja di sektor industri sekaligus memiliki lahan produktif.

"Ini sebenarnya keinginan juga dari Bapak Presiden (Prabowo Subanto) agar pemilik lahan itu tetap masyarakat. Jadi jangan disewa-sewakan ke investor, supaya ada kedaulatan. Sehingga nanti pemilik lahannya adalah masyarakat," tambahnya.

Meski demikian, Iftitah mengakui masih ada kendala utama dalam pengembangan kawasan transmigrasi, seperti keterbatasan akses modal, teknologi, dan juga kepastian pembeli hasil produksi.

"Untuk apa kita meminta para transmigran menanam padi kalau setelah panen raya tidak jelas siapa pembelinya? Karena itu nanti kami akan 'kawinkan' antara transmigran dengan dunia usaha dalam wadah transmigrasi swakarsa berbantuan," tambah dia.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa arah pembangunan transmigrasi tidak hanya difokuskan pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), melainkan juga diarahkan ke industri skala besar. Ia bahkan berencana melakukan kunjungan ke Jepang untuk menarik minat investor asing agar menanamkan modal di kawasan transmigrasi.

(Sumber: Antara)

x|close