Pemerintah Tahan Impor Gula Kristal Mentah 200 Ribu Ton

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Sep 2025, 15:16
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (12/9/2025). Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (12/9/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa pemerintah menahan impor gula kristal mentah atau raw sugar untuk kebutuhan industri rafinasi sebanyak 200 ribu ton.

Budi menjelaskan, kuota impor gula kristal mentah tahun 2025 ditetapkan sebesar 4,3 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 4,1 juta ton sudah masuk dan tengah berjalan.

"Berarti kan ada sekitar 200-an (ribu ton) yang belum mengajukan. Nah, itu kita tahan dulu. Yang ditahan itu yang itu," ujar Budi di Jakarta, Jumat.

Keputusan untuk menghentikan sementara impor gula kristal mentah tersebut, menurutnya, sudah dibahas dalam rapat koordinasi terbatas yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) di Jakarta, Kamis, 12 September 2025.

Baca Juga: Wamendagri Bima Arya Nge-Ronda Malam Bareng Walikota Farhan di Bandung

Ia menambahkan, sisa kuota 200 ribu ton tersebut hingga kini belum digunakan oleh perusahaan maupun belum ada pengajuan izin.

"Kita tahan dulu sambil evaluasi, sambil evaluasi realisasi," kata Mendag.

Berdasarkan Neraca Komoditas (NK) 2025, kuota impor gula kristal mentah ditetapkan sebanyak 4.398.880 ton. Dari jumlah itu, pengajuan impor tercatat sebesar 4.198.550 ton.

Adapun realisasi impor yang telah berjalan mencapai 70,70 persen dari total pengajuan, atau sekitar 2.968.383 ton.

Baca Juga: Kemendag Revisi Distribusi Minyakita, Harga Ditargetkan Sesuai HET

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan pemerintah akan menghentikan sementara impor gula mentah untuk memastikan stok gula konsumsi dalam negeri bisa terserap optimal.

Ia mengatakan realisasi impor gula mentah sudah menyentuh 70 persen, yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan industri nasional. Selain itu, langkah ini juga dimaksudkan untuk menekan peredaran gula rafinasi di masyarakat.

Sudaryono menekankan bahwa kebijakan tersebut hanya berlaku sementara. Namun, ia berharap ke depan impor gula industri dapat dikurangi secara bertahap hingga akhirnya dihentikan.

(Sumber: Antara)

x|close