Impor Energi dari AS Masih Realistis, Ekonom Ungkap Sektor Ini Perlu Diwaspadai

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Jul 2025, 15:38
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kinerja Positif, Produksi Migas PHE Triwulan I 2025 Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak per Hari Kinerja Positif, Produksi Migas PHE Triwulan I 2025 Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak per Hari (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kesepakatan tarif tarif impor sebesar 19 persen untuk Indonesia.

Besaran tarif impor itu jauh berkurang dibandingkan dengan 32 persen yang diumumkan Trump pada 7 Juli lalu.

Trump  menyebut Indonesia setuju untuk membeli energi AS senilai 15 miliar dolar AS, produk pertanian 4,5 miliar dolar AS dan 50 pesawat Boeing sebagai bagian dari kesepakatan dagang kedua negara.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal menilai impor energi dari AS masih terbilang realistis mengingat Indonesia masih berstatus sebagai net importir energi. 

"Sisi energi kita mungkin bisa masih cukup realistis kalau nanti yang kita import itu adalah komoditas energi mungkin misalnya minyak," ucap Faisal saat dihubungi Ntvnews.id, Rabu 16 Juli 2025.

Baca juga: Tarif Trump untuk RI 19 Persen, DPR: Hasil Diplomasi yang Elegan!

Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa Indonesia harus berhati-hati dengan kebijakan pembebasan tarif 0 persen untuk berbagai produk asal Amerika, terutama yang berkaitan dengan sektor pertanian. 

“Yang perlu diperhitungkan sekarang adalah dari sisi antisipasi dampak impornya, karena kita dengan memberikan 0 persen ini luar biasa memberikan akses yang begitu besar kepada peluang dari Amerika," paparnya.

Ia mendorong pemerintah untuk melakukan kajian terhadap komoditas apa saja yang mendapat pembebasan tarif, serta bagaimana dampaknya terhadap produksi dalam negeri. 

"Kalau semuanya berarti yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kemudian kita meningkatkan kapasitas produksi di dalam negeri untuk meningkatkan swasembada pangan," jelas Faisal.

Baca juga: Prabowo Posting Lagi Telepon Trump Bahas Tarif: Kami Sepakat

Sebelumnya, Presiden Trump mengumumkan penurunan tarif impor untuk Indonesia yang semula 32 persen menjadi 19 persen.

Adapun besaran tarif tersebut sebagai kesepakatan dagang yang telah tercapai antara pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia.

"Mereka (Indonesia) akan membayar 19 persen dan kami tidak akan membayar apa pun ... kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia, dan kami memiliki beberapa kesepakatan yang akan diumumkan,” ucap Trump dikutip dari Reuters, Rabu 16 Juli 2025.

Kesepakatan ini tak lepas dari dialog intensif Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Trump. 

Perbincangan terakhir Prabowo dan Trump berlangsung Selasa malam, 15 Juli 2025 lewat sambungan telepon. Hasilnya, Prabowo sukses melobi Trump menurunkan tarif impor Indonesia.

x|close