Ntvnews.id, Jakarta - Dalam dunia bisnis, memahami kapan usaha mulai tidak lagi merugi alias “balik modal” adalah kunci strategi keuangan yang cerdas. Inilah pentingnya menghitung BEP (Break Even Point)
Jika melihat dari penjelasannya, Break Even Point (BEP) adalah kondisi saat pendapatan total sama dengan biaya total. Pada titik ini, bisnis tidak merugi maupun untung, modal sudah balik.
Memahami BEP membantu pengusaha menentukan berapa banyak produk yang harus dijual agar usaha tidak merugi, sekaligus memprediksi target penjualan agar menghasilkan keuntungan. Lalu, Bagaimana cara menghitungnya? Yuk! Simak caranya di bawah ini.
Mengapa BEP Penting untuk Bisnis?
-
Membantu Menentukan Target Penjualan: Dengan mengetahui BEP, kamu tahu batas minimal penjualan agar usaha bertahan.
-
Mengendalikan Biaya Operasional: BEP menunjukkan apakah biaya tetap dan variabel sudah efisien atau perlu dipangkas.
-
Dasar Evaluasi Harga Jual Produk: Bila harga produk terlalu rendah hingga sulit mencapai BEP, strategi harga perlu disesuaikan.
-
Memprediksi Profitabilitas: Semakin jauh penjualan melebihi BEP, semakin besar keuntungan yang diperoleh.
Baca juga: dr. Richard Lee Gandeng Sarwendah Kolaborasi Bisnis Daster Kekinian
Rumus BEP yang Harus Kamu Kuasai
Ada dua cara umum menghitung BEP: berdasarkan unit dan berdasarkan rupiah. Berikut rumus sederhananya.
1. BEP (Unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Contoh:
-
Biaya tetap = Rp 50.000.000
-
Harga jual per unit = Rp 100.000
-
Biaya variabel per unit = Rp 60.000
BEP = 50.000.000 / (100.000 – 60.000)
BEP = 50.000.000 / 40.000
BEP = 1.250 unit
Artinya, kamu harus menjual minimal 1.250 unit produk agar tidak rugi.
2. BEP (Rupiah) = Biaya Tetap / Contribution Margin Ratio (CMR)
Contribution Margin Ratio = (Harga Jual – Biaya Variabel) / Harga Jual
CMR = (100.000 – 60.000) / 100.000 = 0,4
BEP (Rupiah) = 50.000.000 / 0,4 = Rp 125.000.000
Jadi, omset minimal Rp 125 juta diperlukan untuk mencapai titik impas.
Tips Membaca dan Memanfaatkan Hasil BEP
-
Jika angka BEP terasa terlalu tinggi atau sulit dicapai, cobalah menurunkan biaya tetap (sewa, gaji), menaikkan harga produk (tanpa membuat konsumen lari), atau menekan biaya variabel (bahan baku, distribusi).
-
BEP bisa berubah jika ada perubahan harga, biaya, atau kapasitas produksi. Pastikan melakukan perhitungan ulang secara berkala.
-
Gunakan software akuntansi atau spreadsheet agar proses hitung lebih cepat dan minim kesalahan.