Ntvnews.id, Jakarta - Volvo Cars mencatat penurunan penjualan sebesar 11 persen pada April 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan total 58.881 unit terjual.
Dikutip dari Reuters, Senin, 5 Mei 2025, penurunan ini dipicu oleh merosotnya penjualan kendaraan listrik (EV) sebesar 32 persen, yang kini hanya menyumbang 20 persen dari total volume.
Secara keseluruhan, mobil elektrifikasi, termasuk plug-in hybrid juga turun 16 persen, dengan kontribusi sebesar 45 persen terhadap total penjualan perusahaan.
Volvo, yang dimiliki mayoritas oleh Geely asal China, sedang menghadapi tekanan dari tarif baru yang diberlakukan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Perusahaan berupaya menekan biaya bersama Geely untuk tetap kompetitif di pasar AS, yang cenderung memilih mobil hibrida dan mesin pembakaran internal (ICE).
Di sisi lain, Volvo dan pabrikan Eropa lainnya juga berusaha menarik konsumen China, meskipun harus bersaing ketat dengan produsen lokal yang menawarkan kendaraan listrik dengan harga lebih terjangkau.
Saham Volvo turun 3 persen pada perdagangan pagi setelah sebelumnya menarik proyeksi pendapatan dua tahun mendatang akibat tekanan tarif. Secara keseluruhan, sahamnya telah turun 29 persen sejak awal tahun.