Mendukbangga: Penyuluh Dikerahkan untuk Trauma Healing Korban Banjir dan Longsor

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Des 2025, 08:43
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Mendukbangga/Kepala BKKBN (kanan) memberi keterangan kepada media setelah Rakor Komite Kebijakan Sektor Kesehatan (KKSK) Tahun 2025 di Jakarta, Senin, 8 Desember 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. Mendukbangga/Kepala BKKBN (kanan) memberi keterangan kepada media setelah Rakor Komite Kebijakan Sektor Kesehatan (KKSK) Tahun 2025 di Jakarta, Senin, 8 Desember 2025. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan pihaknya telah menyiapkan penyuluh, tim pendamping keluarga (TPK), dan kader keluarga berencana (KB) untuk membantu korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, termasuk dalam pemulihan trauma atau trauma healing.

Wihaji mengatakan, koordinasi masih terus dilakukan dengan kepala kantor perwakilan BKKBN di ketiga provinsi karena banyak penyuluh, kader KB, maupun TPK yang juga terdampak bencana dan menjadi korban.

"Mereka (penyuluh) di lapangan karena terbiasa sebagai petugas lini lapangan, maka yang bisa dikerjakan, kerja terus. Dia laporan terus setiap hari untuk memberikan bantuan-bantuan kepada yang terdampak langsung maupun tidak langsung. Setelah ini, nanti pasti ada trauma healing, ini yang penting karena ada beberapa yang bisa traumatis kalau enggak kita tindak lanjut," ujar Wihaji di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Senin, 8 Desember 2025.

Baca Juga: MenPPPA: Perempuan Alami Trauma Terburuk Pascabencana di Sumatera

Namun demikian, saat ini pemerintah masih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan primer dan logistik bagi para pengungsi, karena trauma healing merupakan kebutuhan sekunder yang dapat dilaksanakan setelah seluruh akses terbuka atau kebutuhan primer terpenuhi.

"Kita penuhi dulu yang kebutuhan utama apa, ini dikeluarkan oleh berbagai institusi, TNI, Polri, dan semua bekerja keras, setelah itu pasti kebutuhan trauma healing. Sekarang, fokus kebutuhan primernya dulu, kalau sudah primernya selesai, nanti sekunder. Trauma healing ini termasuk kebutuhan sekunder setelah mungkin makanan dan aksesnya sudah bisa terbuka," tambah Wihaji.

Ia menegaskan, pemantauan penyaluran bantuan tetap dilakukan bersama kementerian dan lembaga terkait. Para penyuluh terus dikerahkan untuk memberikan bantuan selama tidak terkena dampak bencana.

Baca Juga: Menko PM Tegaskan, Indonesia Masih Mampu Tangani Bencana Sumatera Secara Mandiri

"Masih monitor terus saya, koordinasi terus dengan kepala kantor perwakilan di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, termasuk yang tidak kena dampak, tolong untuk membantu, berjibaku, bantu mereka semampunya, baik fisik maupun non-fisik, yang penting dibantu apa yang perlu dibantu," tuturnya.

Wihaji menambahkan, para penyuluh dan pendamping BKKBN telah terlatih untuk mendampingi keluarga, sehingga peran mereka sangat penting bagi korban terdampak bencana.

"Kita kan sudah terlatih, ada beberapa yang memang sudah biasa menangani itu, apalagi yang namanya pendampingan keluarga kan sudah setiap hari, salah satunya ada beberapa yang traumatis dan psikologisnya kalau ada apa-apa, itu mereka juga terganggu. Karena itu, trauma healing menjadi sesuatu yang penting pasca-kebutuhan dasarnya," ucap Wihaji.

(Sumber: Antara) 

x|close