Wali Kota Sibolga Akhirnya Kembali Usai Hilang Kontak Saat Banjir Bandang

Ntvnews.id, Sibolga - Setelah dinyatakan hilang kontak selama tiga hari, Wali Kota Sibolga Akhmad Syukri Nazri Penarik akhirnya diketahui telah kembali ke daerahnya pada Jumat, 28 November 2025 siang. 

Kepastian ini pertama kali diungkapkan oleh mantan Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani, melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Bakhtiar menyampaikan bahwa rekannya di Partai Nasdem tersebut sudah tiba dalam keadaan baik. 

"Alhamdulillah. Beliau (Wali Kota Sibolga) sudah sampai di Sibolga,” jelas dia di Instagram. 

 Informasi itu sekaligus mengakhiri kekhawatiran publik terhadap keberadaan sang Wali Kota yang tak dapat dihubungi sejak bencana menerjang wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah.

Meski memastikan kepulangan Syukri, Bakhtiar belum menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi selama tiga hari terakhir. Publik masih menantikan penjelasan resmi mengenai alasan hilangnya komunikasi dengan orang nomor satu di Sibolga tersebut.

Baca Juga: Aksi Dramatis Tim SAR Evakuasi Warga di Banjir Bireuen yang Naik Pohon Kelapa

Baca Juga: Cegah Banjir, Walkot Jaktim Minta Pembangunan Embung Cakung Dipercepat

Sebelum dipastikan kembali, Syukri dilaporkan tidak dapat dihubungi sejak Selasa, 25 November 2025 tepat setelah banjir dan longsor menerjang sejumlah titik di Sibolga dan Tapanuli Tengah. 

Situasi ini membuat keberadaan dan kondisi Wali Kota menjadi tanda tanya besar karena ia berada di kawasan paling terdampak saat bencana terjadi.

Bakhtiar, yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Nasdem Teritorial Sumut–Aceh, sebelumnya mengonfirmasi bahwa kontak terakhir dengan Syukri terjadi pada Selasa siang. 

Saat itu, menurut Bakhtiar, sang Wali Kota sempat mengabarkan bahwa ia terjebak banjir dan longsor di Sitahuis, Tapanuli Tengah, ketika sedang dalam perjalanan menuju Sibolga.

Walaupun kini Syukri telah kembali, masyarakat masih menunggu keterangan resmi terkait peristiwa hilang kontak tersebut, terutama mengingat perannya yang sangat krusial dalam penanganan bencana di wilayah Sibolga.